Apa yang harus dilakukan?
Salah satunya adalah dengan menghemat penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM)
Bagaimana caranya?
Merubah kebiasaan berkendara.
Mengapa?
Walaupun mobil anda adalah mobil hemat energi, tetapi jika anda mempunyai kebiasaan buruk berkendara, maka tidak ada gunanya mobil hemat energi tersebut.
Apa saja kebiasaan yang harus dirubah?
Gunakan prinsip Eco-Driving jika kondisi memungkinkan.
Pertama :
Pindahkan Tranmisi ke Posisi yang Lebih Tinggi Secepat Mungkin.
Transmisi dipakai untuk kebutuhan momen/torsi yang berbeda-beda, dengan cara menukar kombinasi persneling agar tenaga mesin sesuai kondisi beban dan kecepatan kendaraan. Pada kendaraan bertransmisi otomatis, transmisi telah diatur otomatis. Gunakan posisi Netral (N) dan pijak rem (atau gunakan rem tangan) jika berhenti di lampu merah (atau sedang berhenti). Posisi D pada kendaran berhenti dengan mesin hidup akan memboroskan BBM.
Kedua :
Pertahankan Kecepatan pada Putaran Ekonomis.
Pada mesin bensin, putaran ekonomis berada pada 2.500 rpm. Pada mesin solar/diesel, putaran ekonomis berada pada 2.000 rpm ke bawah. Sedapat mungkin mempertahankan kecepatan kendaraan pada putaran mesin tersebut. Selain untuk menghemat BBM, juga bisa mengurangi emisi, meningkatkan keselamatan dan kenyamaman penumpang.
Ketiga :
Hindari Pengereman dan Akselerasi yang Tidak Perlu.
Saat akeselarasi (menekan pedal gas), BBM digunakan untuk menggerakkan putaran mesin, sedangkan ketika melakukan pengereman, energi berubah menjadi panas. Itulah sebabnya, akselerasi atau menambah kecepatan secara ekstrem dan mengerem secara berulang-ulang membutuhkan BBM yang banyak.
Keempat :
Antisipasi Arus Lalu Lintas.
Saat mengemudi, selalu antisipasi keadaan lalu lintas di depan kita, pada arah berlawanan, maupun persimpangan, konsentrasi, lakukan pengereman dengan cermat, jaga jarak dengan kendaraan di depan, sebisa mungkin mempertahankan kecepatan ekonomis, beradaptasi dengan perubahan situasi, mengetahui rute perjalanan, memperhatikan kerusakan jalan, menghindari kemacetan, dll.
Kelima :
Memperlambat Kendaraan dengan lembut.
Ketika memperlambat atau menghentikan kendaraan, lakukan dengan lembut (tidak perlu mendadak), persneling tetap dalam keadaan masuk. Untuk lebih menghemat BBM, dapat juga dengan menetralkan persneling, atau menekan kopling bila tenaga mesin untuk pengereman tidak diperlukan lagi. Dengan begitu mesin akan secepatnya kembali ke putaran ideal, dan sisa energi dorong kendaraan dapat dimanfaatkan sampai ke posisi yang diinginkan.
Keenam :
Manfaatkan Kecepatan Kendaraan saat di Tanjakan.
Pada jalan mendaki, diperlukan tenaga mesin yang lebih besar dibandingkan jalan datar. Jadi ketika hendak menempuh tanjakan, usahakan untuk menyesuaikan putaran mesin, melakukan teknik perpindahan persneling yang tepat dan cermat, kemudian manfaatkan kecepatan kendaraan untuk menempuh tanjakan tersebut.
Ketujuh :
Matikan Mesin Jika Tak Perlu.
Sewaktu penghentian singkat,pada lintasan rel, lampu merah (lampu lalu lintas), atau sedang menunggu sesuatu yang lamanya diperkirakan lebih dari 60 detik, matikan mesin kendaraan. Mesin yang menyala 10 detik saat berhenti, mengonsumsi lebih banyak BBM dibandingkan dengan mesin pada saat distarter. Membiarkan mesin dalam keadaan netral/idle menyebabkan keausan komponen mesin yang lebih cepat.
Kedelapan :
Kurangi Kecepatan saat Mendekati Belokan.
Lakukan hingga mencapai kecepatan yang sesuai. Bila perlu, lakukan pengurangan kecepatan dengan tenaga mesin, atau sebisanya tanpa mengijak pedal rem.
Kesembilan :
Kurangi Kelebihan Beban pada Kendaraan.
Beban merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemakaian BBM. Penambahan beban 100kg pada kendaraan sedang (1.500kg) akan meningkatkan konsumsi BBM sebesar 6-7%.
Kesepuluh :
Perhatikan Aerodinamis.
Makin cepat laju kendaraan, maka makin besar hambatan udara yang ditimbulkan. Kendaraan dengan kecepatan 120 km/jam dapat meningkatkan sekitar 20% BBM.
Kesebelas :
Periksa Tekanan Ban.
Tekanan ban kurang dari 25% dari spesifikasi normal (agak kempes) dapat meningkatkan tahanan gesek sampai 10%, serta memboroskan BBM sebanyak 2%. Ceklah tekanan ban kendaraan sebulan sekali atau ketika hendak berkendara.
Keduabelas :
Lakukan Servis Berkala.
Perawatan/servis rutin kendaraan seperti membersihkan saringan udara, karburator, dll dapat membantu menghemat pemakaian BBM.
TAMBAHAN :
Penambahan lapisan kaca film yang dapat menghambat masuknya energi panas matahari pada mobil dapat menghemat BBM.
YANG KULAKUKAN :
Aku hanya menggunakan kendaraan bermotor roda 2 (biasanya disini disebut Honda, walaupun ada yang merek Yamaha, Suzuki, dll) ke kantor. Setiap pergi ke kantor, aku memanaskan mesin dalam waktu kurang 5 detik, memasukkan persneling 1 dan bergerak, lalu ketika memasuki jalan menurun (jalan deket rumahku merupakan jalan menurun), secepatnya kunetralkan persneling. Kubiarkan Hondaku meluncur sekitar 10 detik sampai tenaga dorong akibat jalan menurun tadi habis, barulah kumasukkan persneling dan berjalan normal.
Kalo kebetulan dapet pinjaman mobil kakakku, maka aku tidak akan menggunakan AC di pagi hari. AC hanya kuhidupkan kalo memang cuaca sangat panas, atau ketika hujan dan menutup semua jendela.
YANG BELUM KULAKUKAN :
Bersepeda ke kantor, jaraknya cuma 4 km.
Keterangan dari langkah-langkah di atas :
Para ahli menyebutnya ECO-DRIVING yang diterjemahkan sebagai MENGEMUDI EKONOMIS. Prinsip ini sudah dikenal sejak 1990-an di Eropa yang mendorong kita untuk mengemudi lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Prinsip eco-driving menghendaki kita menyesuaikan diri dengan teknologi mesin, menggunakannya secara lembut, lancar, aman berkendara pada putaran mesin rendah.
Mengemudi bukan hanya dengan tangan dan kaki, tetapi juga dengan kecerdasan. Dengan kondisi yang berbeda-beda, terapkan prinsip yang sesuai. Prinsip Eco-driving ini bersifat dinamis.
Baca ini juga :
Usaha Mengurangi Dampak Global Warming - 1
Usaha Mengurangi Dampak Global Warming - 2
Usaha Mengurangi Dampak Global Warming - 3
Usaha Mengurangi Dampak Global Warming - 4
Usaha Mengurangi Dampak Global Warming - 5
Mengapa terjadi pemanasan global (global warming)
Dampak Kebakaran Hutan
Deforestasi Hutan
(diolah dari : Reader Digest Indonesia)
Salah satunya adalah dengan menghemat penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM)
Bagaimana caranya?
Merubah kebiasaan berkendara.
Mengapa?
Walaupun mobil anda adalah mobil hemat energi, tetapi jika anda mempunyai kebiasaan buruk berkendara, maka tidak ada gunanya mobil hemat energi tersebut.
Apa saja kebiasaan yang harus dirubah?
Gunakan prinsip Eco-Driving jika kondisi memungkinkan.
Pertama :
Pindahkan Tranmisi ke Posisi yang Lebih Tinggi Secepat Mungkin.
Transmisi dipakai untuk kebutuhan momen/torsi yang berbeda-beda, dengan cara menukar kombinasi persneling agar tenaga mesin sesuai kondisi beban dan kecepatan kendaraan. Pada kendaraan bertransmisi otomatis, transmisi telah diatur otomatis. Gunakan posisi Netral (N) dan pijak rem (atau gunakan rem tangan) jika berhenti di lampu merah (atau sedang berhenti). Posisi D pada kendaran berhenti dengan mesin hidup akan memboroskan BBM.
Kedua :
Pertahankan Kecepatan pada Putaran Ekonomis.
Pada mesin bensin, putaran ekonomis berada pada 2.500 rpm. Pada mesin solar/diesel, putaran ekonomis berada pada 2.000 rpm ke bawah. Sedapat mungkin mempertahankan kecepatan kendaraan pada putaran mesin tersebut. Selain untuk menghemat BBM, juga bisa mengurangi emisi, meningkatkan keselamatan dan kenyamaman penumpang.
Ketiga :
Hindari Pengereman dan Akselerasi yang Tidak Perlu.
Saat akeselarasi (menekan pedal gas), BBM digunakan untuk menggerakkan putaran mesin, sedangkan ketika melakukan pengereman, energi berubah menjadi panas. Itulah sebabnya, akselerasi atau menambah kecepatan secara ekstrem dan mengerem secara berulang-ulang membutuhkan BBM yang banyak.
Keempat :
Antisipasi Arus Lalu Lintas.
Saat mengemudi, selalu antisipasi keadaan lalu lintas di depan kita, pada arah berlawanan, maupun persimpangan, konsentrasi, lakukan pengereman dengan cermat, jaga jarak dengan kendaraan di depan, sebisa mungkin mempertahankan kecepatan ekonomis, beradaptasi dengan perubahan situasi, mengetahui rute perjalanan, memperhatikan kerusakan jalan, menghindari kemacetan, dll.
Kelima :
Memperlambat Kendaraan dengan lembut.
Ketika memperlambat atau menghentikan kendaraan, lakukan dengan lembut (tidak perlu mendadak), persneling tetap dalam keadaan masuk. Untuk lebih menghemat BBM, dapat juga dengan menetralkan persneling, atau menekan kopling bila tenaga mesin untuk pengereman tidak diperlukan lagi. Dengan begitu mesin akan secepatnya kembali ke putaran ideal, dan sisa energi dorong kendaraan dapat dimanfaatkan sampai ke posisi yang diinginkan.
Keenam :
Manfaatkan Kecepatan Kendaraan saat di Tanjakan.
Pada jalan mendaki, diperlukan tenaga mesin yang lebih besar dibandingkan jalan datar. Jadi ketika hendak menempuh tanjakan, usahakan untuk menyesuaikan putaran mesin, melakukan teknik perpindahan persneling yang tepat dan cermat, kemudian manfaatkan kecepatan kendaraan untuk menempuh tanjakan tersebut.
Ketujuh :
Matikan Mesin Jika Tak Perlu.
Sewaktu penghentian singkat,pada lintasan rel, lampu merah (lampu lalu lintas), atau sedang menunggu sesuatu yang lamanya diperkirakan lebih dari 60 detik, matikan mesin kendaraan. Mesin yang menyala 10 detik saat berhenti, mengonsumsi lebih banyak BBM dibandingkan dengan mesin pada saat distarter. Membiarkan mesin dalam keadaan netral/idle menyebabkan keausan komponen mesin yang lebih cepat.
Kedelapan :
Kurangi Kecepatan saat Mendekati Belokan.
Lakukan hingga mencapai kecepatan yang sesuai. Bila perlu, lakukan pengurangan kecepatan dengan tenaga mesin, atau sebisanya tanpa mengijak pedal rem.
Kesembilan :
Kurangi Kelebihan Beban pada Kendaraan.
Beban merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemakaian BBM. Penambahan beban 100kg pada kendaraan sedang (1.500kg) akan meningkatkan konsumsi BBM sebesar 6-7%.
Kesepuluh :
Perhatikan Aerodinamis.
Makin cepat laju kendaraan, maka makin besar hambatan udara yang ditimbulkan. Kendaraan dengan kecepatan 120 km/jam dapat meningkatkan sekitar 20% BBM.
Kesebelas :
Periksa Tekanan Ban.
Tekanan ban kurang dari 25% dari spesifikasi normal (agak kempes) dapat meningkatkan tahanan gesek sampai 10%, serta memboroskan BBM sebanyak 2%. Ceklah tekanan ban kendaraan sebulan sekali atau ketika hendak berkendara.
Keduabelas :
Lakukan Servis Berkala.
Perawatan/servis rutin kendaraan seperti membersihkan saringan udara, karburator, dll dapat membantu menghemat pemakaian BBM.
TAMBAHAN :
Penambahan lapisan kaca film yang dapat menghambat masuknya energi panas matahari pada mobil dapat menghemat BBM.
YANG KULAKUKAN :
Aku hanya menggunakan kendaraan bermotor roda 2 (biasanya disini disebut Honda, walaupun ada yang merek Yamaha, Suzuki, dll) ke kantor. Setiap pergi ke kantor, aku memanaskan mesin dalam waktu kurang 5 detik, memasukkan persneling 1 dan bergerak, lalu ketika memasuki jalan menurun (jalan deket rumahku merupakan jalan menurun), secepatnya kunetralkan persneling. Kubiarkan Hondaku meluncur sekitar 10 detik sampai tenaga dorong akibat jalan menurun tadi habis, barulah kumasukkan persneling dan berjalan normal.
Kalo kebetulan dapet pinjaman mobil kakakku, maka aku tidak akan menggunakan AC di pagi hari. AC hanya kuhidupkan kalo memang cuaca sangat panas, atau ketika hujan dan menutup semua jendela.
YANG BELUM KULAKUKAN :
Bersepeda ke kantor, jaraknya cuma 4 km.
Keterangan dari langkah-langkah di atas :
Para ahli menyebutnya ECO-DRIVING yang diterjemahkan sebagai MENGEMUDI EKONOMIS. Prinsip ini sudah dikenal sejak 1990-an di Eropa yang mendorong kita untuk mengemudi lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Prinsip eco-driving menghendaki kita menyesuaikan diri dengan teknologi mesin, menggunakannya secara lembut, lancar, aman berkendara pada putaran mesin rendah.
Mengemudi bukan hanya dengan tangan dan kaki, tetapi juga dengan kecerdasan. Dengan kondisi yang berbeda-beda, terapkan prinsip yang sesuai. Prinsip Eco-driving ini bersifat dinamis.
Baca ini juga :
Usaha Mengurangi Dampak Global Warming - 1
Usaha Mengurangi Dampak Global Warming - 2
Usaha Mengurangi Dampak Global Warming - 3
Usaha Mengurangi Dampak Global Warming - 4
Usaha Mengurangi Dampak Global Warming - 5
Mengapa terjadi pemanasan global (global warming)
Dampak Kebakaran Hutan
Deforestasi Hutan
(diolah dari : Reader Digest Indonesia)