What's the meaning of inspiring? Inspire sebagai kata dasar inspiring berasal dari bahasa Prancis kuno (enspirer) yang didapat dari dari bahasa latin (inspirare). Asal muasalnya dari bahasa Yunani kuno yang tertulis dalam bible yaitu "in" + "spirare" yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi "to breathe".
Inspire yang di Indonesia menjadi inspirasi diartikan oleh berbagai ahli seni sebagai pencerahan jiwa. Jiwa yang tercerahkan oleh sesuatu faktor baik manusianya, alamnya, dan lingkungan sekitarnya. Bagiku, inspirasi merupakan pencetus dari ide atau pikiran lebih lanjut.
Banyak para ahli yang telah berbicara bahwa sukses seseorang bukan diukur dari hasil yang dicapai tetapi dari proses pencapaiannya. Hal ini dimaksud bahwa tujuan bukanlah segala-galanya dalam suatu kesuksesan, yang sangat dan perlu diperhatikan adalah proses pencapaian tujuan itulah yang menjadi tolok ukur kesuksesan. Jika kita telah berhasil menjadi orang sukses dan kaya raya, tetapi dicapai dengan cara yang tidak benar (misalnya dengan melakukan korupsi), sebenar-benar hakikat adalah kita tidaklah mencapai kesuksesan yang dimaksud.
Sama seperti jika kita membicarakan Kartini, seorang perempuan yang banyak dijadikan sebagai inspirasi bagi perempuan lain bahkan juga lelaki. Pada saat ini kita mungkin tidak perlu belajar sejarah tentang Kartini, tetapi hanya untuk sekedar mengingat bahwa Kartini dianggap sukses telah membuka mata kita dan mata dunia bahwa perempuan bukanlah makhluk hina dina yang tidak boleh menjadi seorang makhluk yang maju dalam hal yang positif. Rasa yang dimiliki untuk selalu berpikir bahwa perempuan itu bukanlah harus dihambat oleh suatu kebudayaan. Tetapi perempuan juga bisa berperan dalam kebudayaan itu sendiri. Budaya Jawa yang kental akan tatakrama dengan kungkungan adat dirasakan Kartini tidak dapat memajukan perempuan. Kartini juga mempunyai pikiran bukan hanya tentang kemajuan perempuan, tetapi juga tentang kemajuan bangsa (nasionalisme) dan kemanusiaan (humanitarianisme). Proses kesuksesan Kartini itulah yang telah membuka mata banyak orang.
Hanya satu yang menjadi pikiran utamanya yaitu : keinginannya agar semua perempuan mempunyai kebebasan untuk menuntut ilmu dan belajar. Tindakannya dengan beradu argumen dengan orang tuanya (yang terkenal sangat feodal) membuatnya dapat meraih pendidikan. Pemikiran-pemikirannya dan tindakannya inilah yang kemudian mencetuskan pikiran atau gerakan lain sesudahnya.
Bisakah kita menjadi pencetus pikiran bagi orang lain?
(Dibuat berdasarkan : trimatra)
Inspire yang di Indonesia menjadi inspirasi diartikan oleh berbagai ahli seni sebagai pencerahan jiwa. Jiwa yang tercerahkan oleh sesuatu faktor baik manusianya, alamnya, dan lingkungan sekitarnya. Bagiku, inspirasi merupakan pencetus dari ide atau pikiran lebih lanjut.
Banyak para ahli yang telah berbicara bahwa sukses seseorang bukan diukur dari hasil yang dicapai tetapi dari proses pencapaiannya. Hal ini dimaksud bahwa tujuan bukanlah segala-galanya dalam suatu kesuksesan, yang sangat dan perlu diperhatikan adalah proses pencapaian tujuan itulah yang menjadi tolok ukur kesuksesan. Jika kita telah berhasil menjadi orang sukses dan kaya raya, tetapi dicapai dengan cara yang tidak benar (misalnya dengan melakukan korupsi), sebenar-benar hakikat adalah kita tidaklah mencapai kesuksesan yang dimaksud.
Sama seperti jika kita membicarakan Kartini, seorang perempuan yang banyak dijadikan sebagai inspirasi bagi perempuan lain bahkan juga lelaki. Pada saat ini kita mungkin tidak perlu belajar sejarah tentang Kartini, tetapi hanya untuk sekedar mengingat bahwa Kartini dianggap sukses telah membuka mata kita dan mata dunia bahwa perempuan bukanlah makhluk hina dina yang tidak boleh menjadi seorang makhluk yang maju dalam hal yang positif. Rasa yang dimiliki untuk selalu berpikir bahwa perempuan itu bukanlah harus dihambat oleh suatu kebudayaan. Tetapi perempuan juga bisa berperan dalam kebudayaan itu sendiri. Budaya Jawa yang kental akan tatakrama dengan kungkungan adat dirasakan Kartini tidak dapat memajukan perempuan. Kartini juga mempunyai pikiran bukan hanya tentang kemajuan perempuan, tetapi juga tentang kemajuan bangsa (nasionalisme) dan kemanusiaan (humanitarianisme). Proses kesuksesan Kartini itulah yang telah membuka mata banyak orang.
Hanya satu yang menjadi pikiran utamanya yaitu : keinginannya agar semua perempuan mempunyai kebebasan untuk menuntut ilmu dan belajar. Tindakannya dengan beradu argumen dengan orang tuanya (yang terkenal sangat feodal) membuatnya dapat meraih pendidikan. Pemikiran-pemikirannya dan tindakannya inilah yang kemudian mencetuskan pikiran atau gerakan lain sesudahnya.
Bisakah kita menjadi pencetus pikiran bagi orang lain?
(Dibuat berdasarkan : trimatra)