Hmmmm ini pengalaman malam pertama eh... maksudku pengalaman pertama mencoba mengirim uang melalui Western Union (WU) ke Payoneer yaaaa tentunya ke nomor kredit milikku (Prepaid Mastercard) di Payoneer 5115-2600-xxxx-xxxx. Susah juga ternyata kalo ga berpengalaman. Bolak-balik dan mpe saat nulis ini aku ga Brasil Argentina alias berhasil mengirim uang tersebut.
Uang yang kukirim ke Payoneer itu untuk kugunakan membeli secara online antivirus Avira Premium Security Suite 3 Users.
Setelah beberapa hari aku ngubek-ngubek Western Union (http://westernunion.com) dan Payoneer (http://payoneer.com) dan mendapat keterangan super sangat singkat (3S) sehingga jarang blogwalking, akhirnya, siang tadi (Jumat, 24/7/09) aku memberanikan diri pergi ke agen WU.
Pertama kudatangani PT. Pos Indonesia. Mendekat ke loket WU, seorang gadis custumer service yang semlohai bohai bahenol dodol madol tersenyum sumringah bagai luna maya, sekaligus menyapaku dengan ramah bagaikan suara penyiar radio yang indah merdu bagai buluh perindu,
"Selamat siang bang, ada yang bisa saya banting, eh...bantu?", kata si gadis customer service.
"Ya neh dek, ntar malam bisa ngedate ga? eh... maksudku bisa kirim uang adek ke rekening saya ga?", kataku.
"xixixixi..... belom bisa bang, aku belom gajian", sambung si gadis sambil tertawa renyah menampakkan giginya yang putih bersih abis kena bros gosok gigi plus pepsodent.
"O.... gityu ya? Kalo krim uang saya sendiri pake WU ke Payoneer saya bisa ga?", tanyaku.
Wajahnya nampak kebingungan.
"Nah lho... gimana? Bisa ga?", tanyaku lagi.
"Keknya ga bisa bang. Coba abang bicara dengan manajer WU ya", jawabnya.
Aku pun masuk ke bagian dalam kantor itu dan bertemu dengan seorang mas-mas (bukan pelem "mengejar mas-mas") yang super ganteng dan ramah.
Kuutarakan maksud hati hendak memeluk gunung, eh... maksudku untuk mengirim uang. Mas itu pun menguraikan dengan panjang lebar (yang bukan selebar daun kelor) tentang tatacara transfer uang via WU. Nah, dia juga belom tahu pasti gimana cara uangku agar bisa masuk ke Payoneer via WU. Ujung dari pembicaraan adalah, aku dan dia sama2 cari tahu lagi. Haiiyaaaaahhh..... Maka pulanglah aku dengan gagah perkasa (eh... ga ada hubungannya ding). Yang mana secara waktu yang udah mo mendekati shalat jum'at.
Perjuangan selanjutnya kulakukan dengan mendatangi Bank RI. Setelah melapor satpam, aku dikasi nomor antrian, yang anguzubillah ternyata nomorku jauuuuuh banget dari nomor antrian yg sedang berjalan. Akupun keluar. Batal demi hukum kata pengacara atau notaris.
Tapi, jangan menyerah dalam hidup ini. Maju terus pantang mundur. Langkah tegap majuuuuuuu jalan pun kulakukan dengan diiringi penghormatan umum kepada pembaca sekalian (halahhhh pembicaran yang jauh panggang dari api neh).
Aku lalu menuju Bank II. Lapor satpam lagi. Dapat nomor antrian. Sunyi sepi sendiri alias 3S. Duduk bentar, langsung dipanggil menuju kepada Inspektur upacara alias mba-mba cakep manis cuaanntik tenan yang bertugas sebagai CS (bukan cleaning service tapi customer service).
"Selamat siang bang, ada yang bisa saya bantai?", tanyanya dengan senyum menawan berkat rajin olahraga (ahhh sok tau ahhh).
"Siang mba, sapi tetangga saya mo dibantai untuk qorban lebaran Haji", kataku dengan senyum yang sok-sok diramahin.
"Saya tahu permasalahan abang, bahwa abang mau kirim uang via WU khan?", jelasnya.
"lhaaaa eyaaalahhh, khan ini loket WU", senyumku mencoba dikembangkan bagai busa kesiram air alias spongebob (oia... spongebob ulang tahun lho).
"Saya tahu bahwa ongkos WU cukup mahal sekitar seratus dua belas ribu rupiah (ditulis : Rp.112.000). Saya tahu abang ga cukup uangnya untuk membayar ongkos itu, karena utang abang di warung bakso masih belom dibayar", cerocos mba ini.
"Saya tahu perasaan mba kepada abang bahwa mba sangat menyukai abang dan hendak mengajak menikah. Tetapi maaf, abang sedang mau menyanyikan lagu "kutunggu jandamu" kepada Rosa. Kalaupun meleset, dapet Manohara pun jadilah", jelas kemudian yang sebenarnya ga jelas. Abisan pembicaraannya udah ngalor ngidul wetan ngulon. Utara selatan timur barat.
"Langkah awal yang abang harus ketahui adalah :
1. Abang harus punya duit untuk dikirimkan plus ongkos kirimnya
2. Abang harus tahu nomor kartu Payoneer karena abang mo kirim ke Payoneer
3. Abang harus tahu alamat Payoneer
Kira-kira abang punya ga cewek lain, eh... 3 hal tersebut", jelasnya dengan gamblang.
"Nah ini dia masalah utamanya mba. Abang ga tau alamat Payoneer. Abang harus cari tahu sekarang", balasku.
"Cari tempe juga ga apa-apa bang, xixixixixi.....", tawa renyahnya keluar kek kuntilanak.
"Oke deh mba, tunggu aku disimpang jalan kapling ya. Kita minum teh telur bareng blogger bertuah", kataku ga nyambung.
Bah.... begitulah kejadiannya yang udah diplesetkan ngalor ngidul wetan ngulon.
Akhirnya aku kembali ke kantor, tetap dengan langkah tegak majuuuuu jalan.
Ntar senen mo nyoba ke bank ato agen WU yg lain lagi, tapi harus permisi ma bos besar dulu, ntar dia marah huaaaahahahahahaha.
Jika telah, punya dan mengisi blangko pengiriman uang, catat nomor MTCN (Money Transfer Control Number) yang berfungsi sebagai PIN untuk menarik uang nantinya.
Uang yang kukirim ke Payoneer itu untuk kugunakan membeli secara online antivirus Avira Premium Security Suite 3 Users.
Setelah beberapa hari aku ngubek-ngubek Western Union (http://westernunion.com) dan Payoneer (http://payoneer.com) dan mendapat keterangan super sangat singkat (3S) sehingga jarang blogwalking, akhirnya, siang tadi (Jumat, 24/7/09) aku memberanikan diri pergi ke agen WU.
Pertama kudatangani PT. Pos Indonesia. Mendekat ke loket WU, seorang gadis custumer service yang semlohai bohai bahenol dodol madol tersenyum sumringah bagai luna maya, sekaligus menyapaku dengan ramah bagaikan suara penyiar radio yang indah merdu bagai buluh perindu,
"Selamat siang bang, ada yang bisa saya banting, eh...bantu?", kata si gadis customer service.
"Ya neh dek, ntar malam bisa ngedate ga? eh... maksudku bisa kirim uang adek ke rekening saya ga?", kataku.
"xixixixi..... belom bisa bang, aku belom gajian", sambung si gadis sambil tertawa renyah menampakkan giginya yang putih bersih abis kena bros gosok gigi plus pepsodent.
"O.... gityu ya? Kalo krim uang saya sendiri pake WU ke Payoneer saya bisa ga?", tanyaku.
Wajahnya nampak kebingungan.
"Nah lho... gimana? Bisa ga?", tanyaku lagi.
"Keknya ga bisa bang. Coba abang bicara dengan manajer WU ya", jawabnya.
Aku pun masuk ke bagian dalam kantor itu dan bertemu dengan seorang mas-mas (bukan pelem "mengejar mas-mas") yang super ganteng dan ramah.
Kuutarakan maksud hati hendak memeluk gunung, eh... maksudku untuk mengirim uang. Mas itu pun menguraikan dengan panjang lebar (yang bukan selebar daun kelor) tentang tatacara transfer uang via WU. Nah, dia juga belom tahu pasti gimana cara uangku agar bisa masuk ke Payoneer via WU. Ujung dari pembicaraan adalah, aku dan dia sama2 cari tahu lagi. Haiiyaaaaahhh..... Maka pulanglah aku dengan gagah perkasa (eh... ga ada hubungannya ding). Yang mana secara waktu yang udah mo mendekati shalat jum'at.
Perjuangan selanjutnya kulakukan dengan mendatangi Bank RI. Setelah melapor satpam, aku dikasi nomor antrian, yang anguzubillah ternyata nomorku jauuuuuh banget dari nomor antrian yg sedang berjalan. Akupun keluar. Batal demi hukum kata pengacara atau notaris.
Tapi, jangan menyerah dalam hidup ini. Maju terus pantang mundur. Langkah tegap majuuuuuuu jalan pun kulakukan dengan diiringi penghormatan umum kepada pembaca sekalian (halahhhh pembicaran yang jauh panggang dari api neh).
Aku lalu menuju Bank II. Lapor satpam lagi. Dapat nomor antrian. Sunyi sepi sendiri alias 3S. Duduk bentar, langsung dipanggil menuju kepada Inspektur upacara alias mba-mba cakep manis cuaanntik tenan yang bertugas sebagai CS (bukan cleaning service tapi customer service).
"Selamat siang bang, ada yang bisa saya bantai?", tanyanya dengan senyum menawan berkat rajin olahraga (ahhh sok tau ahhh).
"Siang mba, sapi tetangga saya mo dibantai untuk qorban lebaran Haji", kataku dengan senyum yang sok-sok diramahin.
"Saya tahu permasalahan abang, bahwa abang mau kirim uang via WU khan?", jelasnya.
"lhaaaa eyaaalahhh, khan ini loket WU", senyumku mencoba dikembangkan bagai busa kesiram air alias spongebob (oia... spongebob ulang tahun lho).
"Saya tahu bahwa ongkos WU cukup mahal sekitar seratus dua belas ribu rupiah (ditulis : Rp.112.000). Saya tahu abang ga cukup uangnya untuk membayar ongkos itu, karena utang abang di warung bakso masih belom dibayar", cerocos mba ini.
"Saya tahu perasaan mba kepada abang bahwa mba sangat menyukai abang dan hendak mengajak menikah. Tetapi maaf, abang sedang mau menyanyikan lagu "kutunggu jandamu" kepada Rosa. Kalaupun meleset, dapet Manohara pun jadilah", jelas kemudian yang sebenarnya ga jelas. Abisan pembicaraannya udah ngalor ngidul wetan ngulon. Utara selatan timur barat.
"Langkah awal yang abang harus ketahui adalah :
1. Abang harus punya duit untuk dikirimkan plus ongkos kirimnya
2. Abang harus tahu nomor kartu Payoneer karena abang mo kirim ke Payoneer
3. Abang harus tahu alamat Payoneer
Kira-kira abang punya ga cewek lain, eh... 3 hal tersebut", jelasnya dengan gamblang.
"Nah ini dia masalah utamanya mba. Abang ga tau alamat Payoneer. Abang harus cari tahu sekarang", balasku.
"Cari tempe juga ga apa-apa bang, xixixixixi.....", tawa renyahnya keluar kek kuntilanak.
"Oke deh mba, tunggu aku disimpang jalan kapling ya. Kita minum teh telur bareng blogger bertuah", kataku ga nyambung.
Bah.... begitulah kejadiannya yang udah diplesetkan ngalor ngidul wetan ngulon.
Akhirnya aku kembali ke kantor, tetap dengan langkah tegak majuuuuu jalan.
Ntar senen mo nyoba ke bank ato agen WU yg lain lagi, tapi harus permisi ma bos besar dulu, ntar dia marah huaaaahahahahahaha.
Untuk mentransfer/mengirim uang ke Payoneer melalui Western Union, ada 3 syarat :
1. harus punya duit untuk dikirimkan plus ongkos kirimnya
2. harus tahu nomor kartu Payoneer
3. harus tahu alamat Payoneer
Jika telah, punya dan mengisi blangko pengiriman uang, catat nomor MTCN (Money Transfer Control Number) yang berfungsi sebagai PIN untuk menarik uang nantinya.
Siapa yang tahu alamat dan/atau tatacara pengiriman uang dari WU ke Payoneer kasi tahu aku dong. Jadi ntar senen besok aku ga capek2 lagi beradu penjelasan dengan customer service yang bahenol.
Nyante aja lae....... Kita tunggu percobaan hari senen ntar (kalo sempet).............