Dalam sebuah kerajaan mimpi yang berlokasi di negeri antah berantah, termaktublah sebuah nyanyian indah bagi kerajaan. Sangat indah lagu itu dan diberi nama "lagu kerajaan martabak manis". Dayu mendayu, alu mengalu, alun mengalun, alir mengalir di dalam semilir kehidupan rakyat yang heterogen dan selalu menghirup oksigen. Kerajaan mimpi yang berambisi menghomogenitaskan ladang hidup orang lain, harus berhadapan dengan impian-impian tak terbeli. Impian yang akan selalu melawan arus air yang sudah ada kodratnya. Bahkan bendunganpun tak kan mampu menahan keinginan memulangkan hasil panen ladang yang telah hampir terhomogenitaskan.
Ladang-ladang yang penuh daya imajinatif, kreatif dan sangat inspiratif sebagai hal yang menjadi lambang kehidupan tak terbantahkan. Digerogoti, di kapling-kapling bagai tanah kosong, walaupun sudah bertuan. Ketidak-kreatifan kerajaan mimpi "martabak manis" berpadu dengan usaha mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Bagaikan anak kuliah semester 1 yang masih belajar ilmu ekonomi. Tak jelas arah bisnis. Tak jelas arah usaha. Tak jelas arah hidup. Yang masih mencari jati diri. Yang masih mencari budaya.
Kerajaan mimpi "martabak manis" tetapi sangat bisa menghasilkan sesuatu yang sangat dibenci orang. Letupan, ledakan, dapat dibuat dengan mudahnya, bagai hanya berbekal besi kecil bertaburan tanpa arah. Dipacu bubuk amonium nitrat. Melatat...tat...tat... Kemudian hanya bisa berlari melatat ke gubuk kampung. Membodohi dengan kezhaliman dan dengan kebodohan sendiri.
Insyaf lah...
Maka bernyanyilah aku...
Lirik Terang Bulan
Terang Bulan
Terang bulan di kali
Kemudian berpantun
martabak terang bulan = martabak manis
ada yang mau beli martabak manis pake duit recehan???
jiahahahahahaha.....................
Ladang-ladang yang penuh daya imajinatif, kreatif dan sangat inspiratif sebagai hal yang menjadi lambang kehidupan tak terbantahkan. Digerogoti, di kapling-kapling bagai tanah kosong, walaupun sudah bertuan. Ketidak-kreatifan kerajaan mimpi "martabak manis" berpadu dengan usaha mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Bagaikan anak kuliah semester 1 yang masih belajar ilmu ekonomi. Tak jelas arah bisnis. Tak jelas arah usaha. Tak jelas arah hidup. Yang masih mencari jati diri. Yang masih mencari budaya.
Kerajaan mimpi "martabak manis" tetapi sangat bisa menghasilkan sesuatu yang sangat dibenci orang. Letupan, ledakan, dapat dibuat dengan mudahnya, bagai hanya berbekal besi kecil bertaburan tanpa arah. Dipacu bubuk amonium nitrat. Melatat...tat...tat... Kemudian hanya bisa berlari melatat ke gubuk kampung. Membodohi dengan kezhaliman dan dengan kebodohan sendiri.
Insyaf lah...
Maka bernyanyilah aku...
Lirik Terang Bulan
Terang Bulan
Terang bulan di kali
Kemudian berpantun
"Terang Bulan" indahnya di langit
tetapi sekarang membuat hati menyeringit
agar meraka membuat yang lebih kreatif
jangan hanya sekedar mengambil dan tidak inspiratif
Kerajaan Mimpi hanya bisa bermimpi
untuk bisa memakai budaya sendiri
apa daya, kekuatan tidak mumpuni
dan akhirnya dicaci maki
Jangan berbuat jika tidak kuat
jangan meleceh jika tak mau dioceh
jangan berbuat bagai setan bejat
jangan mengece karena nilaimu hanya sekeping receh
martabak terang bulan = martabak manis
ada yang mau beli martabak manis pake duit recehan???
jiahahahahahaha.....................