Seorang temen ngajak aku ke Sulawesi tepatnya ke Makassar (dahulu disebut Ujung Pandang). Hmmm...kesempatan emas untuk mengunjungi tanah atok nenek moyangku dari sebelah bapak. Walaupun atok nenek moyangku itu dari BONE, sekitar 5 jam dari Makassar, nyampe Makassar aja dah bagus (eh... ada yang bingung.. attayaya tuh orang Melayu ato orang Bugis seeeh????). Lagian ini berarti perjalanan terjauh ke arah timur Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebelumnya cuma mpe Lombok, Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air. (seperti yang kutulis dalam paragraf pertama postingan Hibah Sejuta Buku ala Blogger).
Wah postingan ini jadi panjaaaaaaaaangggg......
Jadi.... siapkan kopi, cemilan, bantal, plus Dji Sam Soe untuk membaca postingan ini
Jiahahahhahha.........
Dari Pekanbaru pake pesawat Garuda Indonesia Airways jam 9 pagi menuju Jakarta. Transit mpe jam 3 sore, lanjut lagi naik Garuda nyampe jam 6 sore. Perjalanan Jakarta-Makassar sih sebenarnya cuma 2 jam seehhh, tapi karena perbedaan waktu 1 jam antara WIB dengan WIT, maka nyampe di Makassar tuh jam 6 sore.
Baru nyampe hotel, langsung diajak makan malam di :
Rumah Makan SULAWESI BARU
Sea Food
Jl. Pattimura no. 2 Makassar
Ada ikan bakar. Waaah...keliatan enak neh. Cuma.....sambalnya ga ada yang cocok dilidahku dan temen-temen yang dah terbiasa makan makanan/masakan Melayu Riau pake sambal belacan. Sambal rica-ricanya pun ga cocok, seperti sambal goreng tomat gitu deh. Akhirnya kuminta cabe yg dipotong kecil-kecil, lalu kukasi kecap manis dan kugerus/ulek pake sendok. Jadi deh sambal kecap darurat ala attayaya. Makan ikan bakar pake sambal kecap darurat ala attayaya ini enak lhooo....
Abis makan ke Tanjung Bunga, terusan dari Pantai Losari. Di Tanjung Bunga terdapat Trans Studio yang menyediakan wahana permainan indoor terbesar di dunia (kata penduduk setempat). Kawasan Tanjung Bunga sampai Pantai Akkarena merupakan kawasan yang baru dikembangkan untuk kawasan bisnis. Sekarang sudah terdapat GTC Makassar Mall, ruko-ruko mewah, dll, serta Celebes Convention Center. Kawasan ini dibentuk dari reklamasi pantai rawa bekas pertambakan udang, mirip Muara Angke yang dahulunya Hutan Bakau. Kawasan Tanjung Bunga yang melalui Jalan Metro Tanjung Bunga yang lebar, dikelola oleh PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk.
Hotel Pantai Gapura Makassar Jalan Pasar Ikan Makassar merupakan tempat kami menginap. Rencana mo ambil villa yang di laut, kerennnnn.... Tapi dah penuh. Terpaksa ambil kamar biasa. Hotel bintang 4 ini tampak luar tidak meyakinkan, tetapi ternyata.... Bintang 4 nya baru terasa jika telah masuk ke arah bagian pantai. Hmmmmm...... Mantaplaaa.
Cuma...dikamar kami ini, sinyal ProXl tidak dapat sama sekali. Gaswaaaat neh, macaa ceehh ditengah kota gini gada cinyal ProXl.
Padahal hotel ini cuma 200 meter dari Pantai Losari ujung utara. Ternyata hanya kamarku di nomor 111 saja yang tak bisa terima sinyal ProXl, karena agak terpojok.
Jaaaahh....de nasiv deeehh...
Pada saat kami datang, kebetulan hotel-hotel di Makassar lagi penuh. Hampir saja kami tidur di emperan toko jiahahahaha... Hal ini salah satu disebabkan karena kedatangan Perdana Menteri Malaysia yang ternyata merupakan anak keturunan dari Kerajaan Bugis Gowa Makassar. Perdana Menteri (PM) Malaysia Datuk Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak masih memiliki darah keturunan Raja Gowa ke-19, dengan gelar I Mappadulung Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Djalil Tumenanga ri Lakiung. Kedatangan beliau adalah untuk menghadiri Hari Jadi Gowa ke 689 yang jatuh tanggal 17 November 2009.
Malam pertama itu juga langsung duduk di restoran tepi pantainya, melewati restoran Kapal yang sebenar-benar kapal tua yang udah diganjal sehingga tidak bergerak-gerak lagi. Di restoran tepi pantai, di dekat villa tepi pantai, kami minum SARABA minuman khas Makassar yang mirip bandrek. Terbuat dari campuran jahe dan susu. Dipadu dengan makan Pisang EPE yaitu pisang bakar yang dijepit. Di tempat lain mungkin disebut Pisang Jepit, Pisang Keprek, atau sebutan lain.
Besok paginya kami ke Bantimurung. Keluar dari hotel mengarah ke Pelabuhan Makassar terus masuk jalan tol menuju Kabupaten Maros. Suatu yang bagus adalah kerapian jalan di sekitar pelabuhan. Biasanya, kawasan pelabuhan memiliki jalan yang semrawut, parkir tidak teratur, preman, dll.
Bantimurung adalah sebuah Taman Nasional lengkapnya Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Masuk ke lokasi kita dihadapkan dengan gerbang kupu-kupu raksasa dan tebing batu kapur terjal. Tebing batu kapur terjal ini mirip dengan tebing batu terjal di Payakumbuh Kabupaten 50 Kota Propinsi Sumatera Barat. Luas kawasan Bantimurung sekitar 43.750 ha ditunjuk berdasarkan SK Menteri Kehutanan no. 398/Menhut-II/2004 tanggal 18 Oktober 2004. Bantimurung juga merupakan Kerajaan Kupu-kupu (butterfly kingdom) dibawah pengawasan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan. Berbagai jenis kupu-kupu, yang cantik maupun biasa, mengerubuti satu jenis pohon (lupa namanya) yang buahnya mirip rambutan. Tapi tak kulihat 1 jenis kupu-kupu yang terkenal yaitu kupu-kupu malam. Jika terdapat kerajaan kupu-kupu, berarti ada kerajaan kepompong, dan juga berarti ada kerajaan ulat bulu.
Species/genus/Jenis kupu-kupu yang terdapat di TN Bantimurung :
Silla sp.
Guglea sp.
Danaus sp.
Nibomia sp.
G. Mageri sp.
Hercules sp.
Sazaspes sp.
Idhea sp.
Mosth sp.
P. Adamantius sp.
Papilio Blumei sp.
Polipontes sp.
Z. Helenc sp.
Z. Helipron sp.
V. Eraza sp.
Pamonca sp.
Besces sp.
(Maaf jika aku salah tulis)
Di lokasi Bantimurung juga terdapat air terjun yang sangat bagus, agak landai, sehingga bisa dijadikan arena seluncuran dengan menggunakan ban karet, mirip arena di WaterBoom Lippo Cikarang, Arena Ancol di Jakarta, maupun WaterBoom Labersa di Pekanbaru.
Makan siang pakai ikan bakar lagi lebih pas sambalnya daripada yang tadi malam. Kali ini di Rumah Makan Paotere jl. Sabutung di daerah Kawasan Pelabuhan Paotere Makassar. Abis tuh langsung lihat-lihat Kapal Phinisi, kapal asli Bugis dengan ujung lancip dan bertiang tinggi. Kapal ini bisa berlayar jauh bahkan sampai ke Madagaskar. Di Pelabuhan Sunda Kelapa banyak Kapal Phinisi yang bersandar membawa berbagai barang dagangan.
Siang ini aku sempet nelpon sahabat blogger keren dari Soppeng. Para blogger pasti mengenalnya. Bang Setiawan Dirg@nt@ra yang berkumis tebal dan ganteng. Guru yang yang bijaksana. Sebelum berangkat kemaren dah kirim imel ke bang Iwan. Siang tadi aku baca balasan. Langsung kutelpon. Senengnya dapat mendengar suara bang Iwan. Sayangnya bang Iwan baru saja kemaren ke Makassar, dan ga mungkin ke Makassar dalam waktu cepat, karena butuh perjalanan sekitar 6 jam lebih. Tak apa-apa bang Iwan. Mendengar suara bang Iwan dah membuatku senang. Hal ini berarti sama seperti Bang Munir Ardi yang sama tempatnya dengan Bang Iwan. Dan lebih payah lagi kalo mo kopdaran dengan Ranny yang ada diujung utara pulau Sulawesi alias Manado. Ntar kalo ada rejeki, aku akan datangi Bang Iwan, Bang Munir Ardi, dan Ranny, etc, dll.
Makassar Ujung Pandang : i am home
Wah postingan ini jadi panjaaaaaaaaangggg......
Jadi.... siapkan kopi, cemilan, bantal, plus Dji Sam Soe untuk membaca postingan ini
Jiahahahhahha.........
Dari Pekanbaru pake pesawat Garuda Indonesia Airways jam 9 pagi menuju Jakarta. Transit mpe jam 3 sore, lanjut lagi naik Garuda nyampe jam 6 sore. Perjalanan Jakarta-Makassar sih sebenarnya cuma 2 jam seehhh, tapi karena perbedaan waktu 1 jam antara WIB dengan WIT, maka nyampe di Makassar tuh jam 6 sore.
Baru nyampe hotel, langsung diajak makan malam di :
Rumah Makan SULAWESI BARU
Sea Food
Jl. Pattimura no. 2 Makassar
Ada ikan bakar. Waaah...keliatan enak neh. Cuma.....sambalnya ga ada yang cocok dilidahku dan temen-temen yang dah terbiasa makan makanan/masakan Melayu Riau pake sambal belacan. Sambal rica-ricanya pun ga cocok, seperti sambal goreng tomat gitu deh. Akhirnya kuminta cabe yg dipotong kecil-kecil, lalu kukasi kecap manis dan kugerus/ulek pake sendok. Jadi deh sambal kecap darurat ala attayaya. Makan ikan bakar pake sambal kecap darurat ala attayaya ini enak lhooo....
Abis makan ke Tanjung Bunga, terusan dari Pantai Losari. Di Tanjung Bunga terdapat Trans Studio yang menyediakan wahana permainan indoor terbesar di dunia (kata penduduk setempat). Kawasan Tanjung Bunga sampai Pantai Akkarena merupakan kawasan yang baru dikembangkan untuk kawasan bisnis. Sekarang sudah terdapat GTC Makassar Mall, ruko-ruko mewah, dll, serta Celebes Convention Center. Kawasan ini dibentuk dari reklamasi pantai rawa bekas pertambakan udang, mirip Muara Angke yang dahulunya Hutan Bakau. Kawasan Tanjung Bunga yang melalui Jalan Metro Tanjung Bunga yang lebar, dikelola oleh PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk.
Hotel Pantai Gapura Makassar Jalan Pasar Ikan Makassar merupakan tempat kami menginap. Rencana mo ambil villa yang di laut, kerennnnn.... Tapi dah penuh. Terpaksa ambil kamar biasa. Hotel bintang 4 ini tampak luar tidak meyakinkan, tetapi ternyata.... Bintang 4 nya baru terasa jika telah masuk ke arah bagian pantai. Hmmmmm...... Mantaplaaa.
Cuma...dikamar kami ini, sinyal ProXl tidak dapat sama sekali. Gaswaaaat neh, macaa ceehh ditengah kota gini gada cinyal ProXl.
Padahal hotel ini cuma 200 meter dari Pantai Losari ujung utara. Ternyata hanya kamarku di nomor 111 saja yang tak bisa terima sinyal ProXl, karena agak terpojok.
Jaaaahh....de nasiv deeehh...
Pantai Losari - Makassar
Dilihat dari Hotel Pantai Gapura - Makassar
Dilihat dari Hotel Pantai Gapura - Makassar
Trans Studio - Makassar
Dilihat dari Hotel Pantai Gapura - Makassar
Dilihat dari Hotel Pantai Gapura - Makassar
Pada saat kami datang, kebetulan hotel-hotel di Makassar lagi penuh. Hampir saja kami tidur di emperan toko jiahahahaha... Hal ini salah satu disebabkan karena kedatangan Perdana Menteri Malaysia yang ternyata merupakan anak keturunan dari Kerajaan Bugis Gowa Makassar. Perdana Menteri (PM) Malaysia Datuk Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak masih memiliki darah keturunan Raja Gowa ke-19, dengan gelar I Mappadulung Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Djalil Tumenanga ri Lakiung. Kedatangan beliau adalah untuk menghadiri Hari Jadi Gowa ke 689 yang jatuh tanggal 17 November 2009.
Malam pertama itu juga langsung duduk di restoran tepi pantainya, melewati restoran Kapal yang sebenar-benar kapal tua yang udah diganjal sehingga tidak bergerak-gerak lagi. Di restoran tepi pantai, di dekat villa tepi pantai, kami minum SARABA minuman khas Makassar yang mirip bandrek. Terbuat dari campuran jahe dan susu. Dipadu dengan makan Pisang EPE yaitu pisang bakar yang dijepit. Di tempat lain mungkin disebut Pisang Jepit, Pisang Keprek, atau sebutan lain.
Salah satu sudut villa di atas laut
Hotel Pantai Gapura - Makassar
Hotel Pantai Gapura - Makassar
Besok paginya kami ke Bantimurung. Keluar dari hotel mengarah ke Pelabuhan Makassar terus masuk jalan tol menuju Kabupaten Maros. Suatu yang bagus adalah kerapian jalan di sekitar pelabuhan. Biasanya, kawasan pelabuhan memiliki jalan yang semrawut, parkir tidak teratur, preman, dll.
Tebing Batu Kapur
di Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Maros - Makassar
di Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Maros - Makassar
Gerbang Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
Maros - Makassar
Maros - Makassar
Bantimurung adalah sebuah Taman Nasional lengkapnya Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Masuk ke lokasi kita dihadapkan dengan gerbang kupu-kupu raksasa dan tebing batu kapur terjal. Tebing batu kapur terjal ini mirip dengan tebing batu terjal di Payakumbuh Kabupaten 50 Kota Propinsi Sumatera Barat. Luas kawasan Bantimurung sekitar 43.750 ha ditunjuk berdasarkan SK Menteri Kehutanan no. 398/Menhut-II/2004 tanggal 18 Oktober 2004. Bantimurung juga merupakan Kerajaan Kupu-kupu (butterfly kingdom) dibawah pengawasan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan. Berbagai jenis kupu-kupu, yang cantik maupun biasa, mengerubuti satu jenis pohon (lupa namanya) yang buahnya mirip rambutan. Tapi tak kulihat 1 jenis kupu-kupu yang terkenal yaitu kupu-kupu malam. Jika terdapat kerajaan kupu-kupu, berarti ada kerajaan kepompong, dan juga berarti ada kerajaan ulat bulu.
Species/genus/Jenis kupu-kupu yang terdapat di TN Bantimurung :
Silla sp.
Guglea sp.
Danaus sp.
Nibomia sp.
G. Mageri sp.
Hercules sp.
Sazaspes sp.
Idhea sp.
Mosth sp.
P. Adamantius sp.
Papilio Blumei sp.
Polipontes sp.
Z. Helenc sp.
Z. Helipron sp.
V. Eraza sp.
Pamonca sp.
Besces sp.
(Maaf jika aku salah tulis)
Pohon tempat Kupu-kupu sering berkumpul
buahnya mirip dengan buah rambutan
buahnya mirip dengan buah rambutan
Di lokasi Bantimurung juga terdapat air terjun yang sangat bagus, agak landai, sehingga bisa dijadikan arena seluncuran dengan menggunakan ban karet, mirip arena di WaterBoom Lippo Cikarang, Arena Ancol di Jakarta, maupun WaterBoom Labersa di Pekanbaru.
Air terjun
di Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Maros - Makassar
di Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Maros - Makassar
Makan siang pakai ikan bakar lagi lebih pas sambalnya daripada yang tadi malam. Kali ini di Rumah Makan Paotere jl. Sabutung di daerah Kawasan Pelabuhan Paotere Makassar. Abis tuh langsung lihat-lihat Kapal Phinisi, kapal asli Bugis dengan ujung lancip dan bertiang tinggi. Kapal ini bisa berlayar jauh bahkan sampai ke Madagaskar. Di Pelabuhan Sunda Kelapa banyak Kapal Phinisi yang bersandar membawa berbagai barang dagangan.
Siang ini aku sempet nelpon sahabat blogger keren dari Soppeng. Para blogger pasti mengenalnya. Bang Setiawan Dirg@nt@ra yang berkumis tebal dan ganteng. Guru yang yang bijaksana. Sebelum berangkat kemaren dah kirim imel ke bang Iwan. Siang tadi aku baca balasan. Langsung kutelpon. Senengnya dapat mendengar suara bang Iwan. Sayangnya bang Iwan baru saja kemaren ke Makassar, dan ga mungkin ke Makassar dalam waktu cepat, karena butuh perjalanan sekitar 6 jam lebih. Tak apa-apa bang Iwan. Mendengar suara bang Iwan dah membuatku senang. Hal ini berarti sama seperti Bang Munir Ardi yang sama tempatnya dengan Bang Iwan. Dan lebih payah lagi kalo mo kopdaran dengan Ranny yang ada diujung utara pulau Sulawesi alias Manado. Ntar kalo ada rejeki, aku akan datangi Bang Iwan, Bang Munir Ardi, dan Ranny, etc, dll.
Kapal Phinisi Makassar
Kapal Khas Bugis Makassar
Beberapa gambar ini mirip dengan keadaan di Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta
Kapal Khas Bugis Makassar
Beberapa gambar ini mirip dengan keadaan di Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar
yang baru
Sultan Hasanuddin International Airport (SHIA)
Kode IATA : UPG
Kode ICAO : WAAA
Koordinat : 5° 3′ 42,67″ LS, 119° 33′ 14,39″ BT
Panjang Landasan : 2500 m diperpanjang menjadi 3100 m
Diresmikan tanggal 26 September 2008
Pengoperasian terminal baru dimulai pada 4 Agustus 2008
yang baru
Sultan Hasanuddin International Airport (SHIA)
Kode IATA : UPG
Kode ICAO : WAAA
Koordinat : 5° 3′ 42,67″ LS, 119° 33′ 14,39″ BT
Panjang Landasan : 2500 m diperpanjang menjadi 3100 m
Diresmikan tanggal 26 September 2008
Pengoperasian terminal baru dimulai pada 4 Agustus 2008
Makassar Ujung Pandang : i am home