Cahaya Dari Bukit Shafa bersama Muhammad Sang Pembebas adalah dua buku novel sejarah Islam, khususnya perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW. Kedua buku ini kubeli dalam waktu dan tempat yang berlainan. Muhammad Sang Pembebas kubeli di Toko Gunung Agung Jakarta sekitar tahun 2005 (mungkin..lupa dan tak tercatat), sedangkan Cahaya dari Bukit Shafa kubeli di Mall Palladium Medan Tahun 2009.
Cahaya Dari Bukit Shafa menyampaikan perjuangan "Muhammad" sebagai manusia biasa, bukan sebagai manusia dengan derajat ke-Nabi-annya yang sangat tinggi. Hal yang sama ketika Prof. Laode menyampaikan Rahasia Bisnis Rasulullah yang dilakukan Muhammad (sebagai manusia biasa), yang telah di posting dalam blog ini. Sebagian pembaca akan mengerutkan kening karena ternyata penulis seolah-olah menghilangkan kesan sakral terhadap pribadi Muhammad. Di halaman viii paragraf pertama, pengarang menyebutkan :
Muhammad Sang Pembebas juga menceritakan tentang Muhammad beserta isteri-isterinya dan masalah-masalah yang timbul dalam keluarga yang kebanyakan akan diikuti dengan Firman Allah SWT. Buku ini merupakan tulisan terjemahan dari buku aslinya berjudul "Muhammadun Rasulul Hurriyah" tulisan Abdurrahman Asy-Syarqawi, seorang sejarahwan yang piawai. Buku aslinya telah cetak ulang lima kali. Buku ini diterjemahkan oleh Ilyas Siraj, SH, M.Ag. yang dicetak pertamakali di Bulan Mei 2003. Buku yang berada di tanganku ini setebal 534 halaman dengan soft-cover berukuran 14 x 21 cm.
Bermula dari "Kota yang Penuh Berkah", Ruya memulai novel ini dengan menceritakan keadaan kota Mekkah yang memiliki bangunan kuno bernama Ka'bah yang dibangun oleh sang pendiri, yaitu Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. Cerita mengalir tentang Suku Quraisy, Abdullah ayah Rasulullah, Siti Aminah ibu Rasulullah, kelahiran Rasulullah, masa kecil, remaja dan menjadi Rasul, diikuti dengan cerita peperangan dan segala perjuangan Rasulullah. Bagian akhir adalah cerita tentang Haji Wada sebagai pelaksanaan ibadah haji yang terakhir yang dilakukan oleh Rasulullah sebelum dipanggil Sang Maha Pencipta Allah SWT. Bagian paling akhir masih diceritakan ketika masa-masa akhir hayat Rasulullah dan diikuti dengan penerusan pemerintahan Islam oleh 4 khalifah.
Cahaya Dari Bukit Shafa menyampaikan perjuangan "Muhammad" sebagai manusia biasa, bukan sebagai manusia dengan derajat ke-Nabi-annya yang sangat tinggi. Hal yang sama ketika Prof. Laode menyampaikan Rahasia Bisnis Rasulullah yang dilakukan Muhammad (sebagai manusia biasa), yang telah di posting dalam blog ini. Sebagian pembaca akan mengerutkan kening karena ternyata penulis seolah-olah menghilangkan kesan sakral terhadap pribadi Muhammad. Di halaman viii paragraf pertama, pengarang menyebutkan :
Mudah-mudahan mereka menemukan kisah seorang manusia yang memiliki pribadi yang mengagumkan, seorang pahlawan yang tidak pernah bergeming melawan kekejaman, kebrutalan dan kebengisan dalam berbagai kondisi, demi terwujudnya cinta kasih antar sesama manusia, keadilan, kebebasan dan masa depan yang sentosa dan sejahtera, tanpa diskriminasi, baik terhadap orang-orang yang beriman kepada kenabiannya, maupun orang-orang yang mengingkarinya. Semua mendapat pengayomannya.
Muhammad Sang Pembebas juga menceritakan tentang Muhammad beserta isteri-isterinya dan masalah-masalah yang timbul dalam keluarga yang kebanyakan akan diikuti dengan Firman Allah SWT. Buku ini merupakan tulisan terjemahan dari buku aslinya berjudul "Muhammadun Rasulul Hurriyah" tulisan Abdurrahman Asy-Syarqawi, seorang sejarahwan yang piawai. Buku aslinya telah cetak ulang lima kali. Buku ini diterjemahkan oleh Ilyas Siraj, SH, M.Ag. yang dicetak pertamakali di Bulan Mei 2003. Buku yang berada di tanganku ini setebal 534 halaman dengan soft-cover berukuran 14 x 21 cm.
Cahaya Dari Bukit Shafa hampir sama dengan buku Muhammad Sang Pembebas, cuma Cahaya Dari Bukit Shafa merupakan tulisan Ruya Abi Nafa berbahasa Indonesia karena bukan buku terjemahan. Ruya dalam hal ini hanya meramu dari berbagai tulisan termasuk dari buku Muhammad Sang Pembebas tulisan Abdurrahman Asy-Syarqawi. Bedanya adalah, Ruya tetap menyebut "Muhammad" sebagai "Rasulullah" yang dengan demikian tidak menghilangkan nilai sakralnya. Buku ini lebih tebal yaitu 912 halaman dan ukurannya juga lebih besar yaitu 16 x 24 cm dengan soft-cover. Kendalanya adalah tulisan yang lebih kecil daripada buku Muhammad Sang Pembebas.
Bermula dari "Kota yang Penuh Berkah", Ruya memulai novel ini dengan menceritakan keadaan kota Mekkah yang memiliki bangunan kuno bernama Ka'bah yang dibangun oleh sang pendiri, yaitu Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. Cerita mengalir tentang Suku Quraisy, Abdullah ayah Rasulullah, Siti Aminah ibu Rasulullah, kelahiran Rasulullah, masa kecil, remaja dan menjadi Rasul, diikuti dengan cerita peperangan dan segala perjuangan Rasulullah. Bagian akhir adalah cerita tentang Haji Wada sebagai pelaksanaan ibadah haji yang terakhir yang dilakukan oleh Rasulullah sebelum dipanggil Sang Maha Pencipta Allah SWT. Bagian paling akhir masih diceritakan ketika masa-masa akhir hayat Rasulullah dan diikuti dengan penerusan pemerintahan Islam oleh 4 khalifah.
Kedua buku berbentuk novel ini menambah khazanah tentang sejarah Islam yang disampaikan dengan cara berbeda. Semoga bermanfaat.