Gambar/Desain Mesjid Raya Pekanbaru dimuat setelah terkejut melihat postingan Bang Ais yang menceritakan tentang hancurnya Mesjid Raya Pekanbaru yang membuatku penasaran. Berdasarkan keterangan dari temen yang punya gambar desain, sememang Mesjid Raya dilakukan perluasan areal dari jalan Senapelan sampai ke tepi sungai Siak. Gambar desainnya pun udah kupegang lama. Cuma baru mosting saat ini. Sampai saat postingan ini dimunculkan, aku belom sempat melihat langsung ke areal mesjid. Gambar desain itu aku scan dari Laporan Revitalisasi Kawasan Mesjid Raya Pekanbaru.
Setelah bertanya dengan teman tersebut di atas, bahwa beberapa bagian dirombak dengan tidak menghilangkan bentuk dasarnya (bisa dilihat di gambar). Pekerjaan Revitalisasi Kawasan Mesjid Raya Pekanbaru ini dilaksanakan oleh Badan Revitalisasi Kawasan Mesjid Raya Pekanbaru dengan biaya APBD Propinsi Riau, APBD Kota Pekanbaru, Hibah dari Chevron Pacific Indonesia (CPI), RAPP, Sinar Mas, Indah Kiat, PTPN V, BOB, Kondur, Arara Abadi, Surya Dumai, Masyarakat lainnya.
Lokasi Revitalisasi Mesjid Raya Pekanbaru meliputi area Mesjid Raya mulai Jl. Senapelan, area pertokoan yang dibeli/ganti-rugi ke arah Pasar Bawah, lahan pertokoan (yang juga dibeli/ganti-rugi) setelah makam memanjang sampai ke tepi Sungai Siak. Keseluruhan area revitalisasi mencapai 3,02 hektar dan telah ditetapkan oleh Walikota Pekanbaru melalui Surat Keputusan nomor 163 Tahun 2007 tentang Penetapan Lokasi Kawasan Revitalisasi, tanggal 25 September 2007.
Seperti mengerjakan pembangunan yang lain, desain juga telah mendapat beberapa masukan dari tetua adat Melayu Riau dan tokoh masyarakat. Sampai saat gambar yang kuterima, masih ada beberapa masukan yang patut diperhatikan yang kebetulan sama yang ada dalam pikiranku (aku belom mengetahui hasil dari masukan ini, semoga bisa diperhatikan dengan baik) yaitu :
Mesjid yang dibangun pada masa kekuasaan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah di Senapelan (suatu kecamatan di Kota Pekanbaru) sebagai maksud melakukan perpindahan Kerajaan Siak untuk dijadikan pusat pemerintahan baru. Demikian karena hal itu, maka dibangunlah "Istana Bukit" sebagai istana, "Balai adat Payung Sekaki" sebagai balai adat, dan "Mesjid Alam". Sampai saat ini, Mesjid Raya Pekanbaru telah beberapa kali perombakan dan perubahan nama, yang akan diposting secara terpisah.
Perombakan/pembaharuan saat ini, tetap mengikut kepada desain lama. Desain mesjid mengikuti arsitektur Turki dengan menyesuaikan desain mesjid lama. Pembaharuan dilakukan terutama pada bagian kubah yang berarti kubah lama dihancurkan (mungkin ini yang diceritakan Bang Ais dalam blognya) untuk diganti dengan kubah baru. Perluasan areal shalat difokuskan pada pekarangan mesjid dan area parkir basement yang dapat dialih-fungsikan menjadi area shalat. Direncanakan Mesjid Raya dan pekarangannya dapat menampung sekitar 3.500 jamaah. Jadi yang dihancurkan adalah kubah dan dinding perombakan terakhir, (bukan dinding asli bagian dalam) untuk diganti baru.
Dalam desain saat ini, tidak menghilangkan "Tiang Seri" dan "Tiang Tua" serta dinding mesjid yang asli (bukan dinding luar yang juga merupakan hasil perombakan sebelumnya). Bangunan baru yang akan dibuat adalah menara/minaret bagian utara mendekat pojok barat setinggi 6666 cm atau 66,66 meter sesuai jumlah ayat dalam Al-Qur'an. Menara akan memiliki balkon untuk pengunjung pada ketinggian 35 meter. Bagian lain yang dipertahankan adalah Sumur Tua yang tetap dipergunakan sebagai sumber air bagi mesjid. Dan tentu saja Makam Pendiri Kota Pekanbaru tidak akan diganggu gugat. Sebagian gambar desain dapat dilihat dibawah hasil scan dari Laporan Revitalisasi Kawasan Mesjid Raya Pekanbaru.
Semoga pembangunannya benar-benar tidak menghilangkan bentuk asli yang sangat dikagumi MASYARAKAT MELAYU KOTA PEKANBARU.
Setelah bertanya dengan teman tersebut di atas, bahwa beberapa bagian dirombak dengan tidak menghilangkan bentuk dasarnya (bisa dilihat di gambar). Pekerjaan Revitalisasi Kawasan Mesjid Raya Pekanbaru ini dilaksanakan oleh Badan Revitalisasi Kawasan Mesjid Raya Pekanbaru dengan biaya APBD Propinsi Riau, APBD Kota Pekanbaru, Hibah dari Chevron Pacific Indonesia (CPI), RAPP, Sinar Mas, Indah Kiat, PTPN V, BOB, Kondur, Arara Abadi, Surya Dumai, Masyarakat lainnya.
Lokasi Revitalisasi Mesjid Raya Pekanbaru meliputi area Mesjid Raya mulai Jl. Senapelan, area pertokoan yang dibeli/ganti-rugi ke arah Pasar Bawah, lahan pertokoan (yang juga dibeli/ganti-rugi) setelah makam memanjang sampai ke tepi Sungai Siak. Keseluruhan area revitalisasi mencapai 3,02 hektar dan telah ditetapkan oleh Walikota Pekanbaru melalui Surat Keputusan nomor 163 Tahun 2007 tentang Penetapan Lokasi Kawasan Revitalisasi, tanggal 25 September 2007.
Seperti mengerjakan pembangunan yang lain, desain juga telah mendapat beberapa masukan dari tetua adat Melayu Riau dan tokoh masyarakat. Sampai saat gambar yang kuterima, masih ada beberapa masukan yang patut diperhatikan yang kebetulan sama yang ada dalam pikiranku (aku belom mengetahui hasil dari masukan ini, semoga bisa diperhatikan dengan baik) yaitu :
Desain jalan dan jembatan dari Zona Makam Pendiri Kota Pekanbaru menuju Zona Islamic Centre yang mana jalan dan jembatan tersebut dibuat lebih tinggi dari makam. Beberapa tetua adat tidak menyetujui akan jalan dan jembatan yang tinggi dari makam.
Mesjid yang dibangun pada masa kekuasaan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah di Senapelan (suatu kecamatan di Kota Pekanbaru) sebagai maksud melakukan perpindahan Kerajaan Siak untuk dijadikan pusat pemerintahan baru. Demikian karena hal itu, maka dibangunlah "Istana Bukit" sebagai istana, "Balai adat Payung Sekaki" sebagai balai adat, dan "Mesjid Alam". Sampai saat ini, Mesjid Raya Pekanbaru telah beberapa kali perombakan dan perubahan nama, yang akan diposting secara terpisah.
Perombakan/pembaharuan saat ini, tetap mengikut kepada desain lama. Desain mesjid mengikuti arsitektur Turki dengan menyesuaikan desain mesjid lama. Pembaharuan dilakukan terutama pada bagian kubah yang berarti kubah lama dihancurkan (mungkin ini yang diceritakan Bang Ais dalam blognya) untuk diganti dengan kubah baru. Perluasan areal shalat difokuskan pada pekarangan mesjid dan area parkir basement yang dapat dialih-fungsikan menjadi area shalat. Direncanakan Mesjid Raya dan pekarangannya dapat menampung sekitar 3.500 jamaah. Jadi yang dihancurkan adalah kubah dan dinding perombakan terakhir, (bukan dinding asli bagian dalam) untuk diganti baru.
Dalam desain saat ini, tidak menghilangkan "Tiang Seri" dan "Tiang Tua" serta dinding mesjid yang asli (bukan dinding luar yang juga merupakan hasil perombakan sebelumnya). Bangunan baru yang akan dibuat adalah menara/minaret bagian utara mendekat pojok barat setinggi 6666 cm atau 66,66 meter sesuai jumlah ayat dalam Al-Qur'an. Menara akan memiliki balkon untuk pengunjung pada ketinggian 35 meter. Bagian lain yang dipertahankan adalah Sumur Tua yang tetap dipergunakan sebagai sumber air bagi mesjid. Dan tentu saja Makam Pendiri Kota Pekanbaru tidak akan diganggu gugat. Sebagian gambar desain dapat dilihat dibawah hasil scan dari Laporan Revitalisasi Kawasan Mesjid Raya Pekanbaru.
Semoga pembangunannya benar-benar tidak menghilangkan bentuk asli yang sangat dikagumi MASYARAKAT MELAYU KOTA PEKANBARU.