Menyusuri Sungai/Kali Bengawan Solo kulakukan pada tanggal 6 Juni 2010 sekitar jam 10 pagi. Hal ini bersempena dengan acara SOLO (Sharing Online Lan Offline) yang ditaja oleh Komunitas Bengawan.org yang turut disponsori oleh Pemerintah Kota Surakarta dan PT XL Axiata Tbk (dahulu PT Excelcomindo Pratama Tbk), atau disingkat XL. Acara ini sebagai ajang pertemuan para Blogger Indonesia dan pengguna aktif internet dengan masyarakat luas untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Acara bermula dari tanggal 5 Juni dan berakhir di sore hari tanggal 6 Juni 2010. Ditampilkan juga peragaan busana/fashion Batik yang akan ditampilkan juga di acara SOLO BATIK CARNIVAL 3 tanggal 23 Juni 2010.
Untuk kunjungan ke lokasi-lokasi khusus acara pada tanggal 6 Juni 2010, terbagi atas Susur Bengawan Solo dan Kunjungan Batik Laweyan. Aku mengikuti kunjungan Susur Bengawan Solo berserta 20 orang Nara Blog yang dibantu oleh BASARNAS Semarang Jawa Tengah, dengan alasan khusus yaitu untuk lebih mengetahui keadaan sebenarnya Bengawan Solo yang selama ini hanya dilihat, didengar dan kubaca dari berbagai media massa. Terlebih lagi ulasan dari artikel di majalah National Geographic Indonesia edisi Juni 2009 hal 74 - 83 yang menceritakan keadaan Sungai Bengawan Solo yang sangat memprihatinkan. Artikel majalah tersebut mencerikan tentang aliran Sungai Bengawan Solo Purba dan Modern serta keadaan sekarang Sungai Bengawan Solo sekarang yang kondisi lingkungannya sangat memprihatinkan. Dalam kesempatan lain, telah ditulis ulang artikel tersebut dengan judul Bengawan Solo : Mengaliri Masa Menuju Muara dan juga artikel dengan judul Menyusuri Bengawan Solo Purba dan Modern.
MENYUSURI SUNGAI BENGAWAN SOLO PURBA
MENYUSURI SUNGAI BENGAWAN SOLO SEKARANG
Suatu pengalaman menarik dan mengasyikkan ketika mengikuti acara Susur Bengawan Solo walau cuma berjarak 4,4 km dari Jembatan Mojo Solo sampai ke Jembatan Jurug Solo. Melihat langsung keadaan Sungai Bengawan Solo yang sebenar-benarnya yang ketika itu airnya berwarna coklat susu dengan sampah berserakan dimana-mana yang merupakan gambaran umum bagi sebagian sungai-sungai lain di Indonesia. Benar adanya bahwa National Geographic Indonesia turut prihatin akan kondisi sungai yang tidak sehat bagi lingkungan manusia maupun hewan yang hidup disekitarnya serta hewan yang hidup di sungai tersebut. Sampah dan pembuangan limbah cair pabrik-pabrik yang dibuang atau dialirkan ke Sungai Bengawan Solo menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan. Masyarakat sekitar masih bertahan dengan kondisi tersebut dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya. Sungai terpanjang di Pulau Jawa ini sekitar 540 km menjadi areal pembuangan raksasa.
Berbagai komunitas telah berusaha memperbaiki keadaan tersebut dan diharapkan ke depannya Sungai Bengawan Solo menjadi lebih hidup dengan berkurangnya sampah dan limbah cair dari pabrik-pabrik. Usaha-usaha sosialisasi perbaikan lingkungan terutama bagi masyarakat sekitarnya sangat diperlukan yang diiringi dengan usaha-usaha penetapan ketentuan yang lebih tegas bagi pembuangan limbah pabrik yang berada di sepanjang Sungai Bengawan Solo sehingga tidak merusak lingkungan. Hal ini dengan tidak melupakan penyediaan sarana pembuangan sampah dari masyarakat dan limbah dari pabrik.
Berikut ini beberapa gambar (dari total 143 gambar) yang disajikan apa adanya tanpa melakukan pengolahan gambar melalui aplikasi pengolah gambar, hanya dilakukan resizing dan penempatan watermark saja. Semua gambar diambil dengan menggunakan kamera NIKON D50.
Lokasi : Bengawan Solo dari Jembatan Mojo - Jembatan Jurug
Posisi Jembatan Mojo Solo : 7.35.21'99 Lintang Selatan 110.50.25'10 Bujur Timur
Posisi Jembatan Jurug Solo : 7.35.21'68 Lintang Selatan 110.51.39'25 Bujur Timur
KEHIDUPAN SOSIAL DI TEPI SUNGAI BENGAWAN SOLO
Gotong royong
Berperahu
Hewan peliharaan (kambing)
Bersantai di tepian sungai
Menangguk rejeki
Tersenyum diantara air keruh
Menyeberang
Mencuci tangan
Memancing dan nongkrong
Berpacaran, ceweknya sembunyi dibawah semak
PENGHASIL DAN PEMBUANGAN LIMBAH DI TEPI SUNGAI BENGAWAN SOLO
PINTU AIR DI SUNGAI BENGAWAN SOLO
SAMPAH DI SUNGAI BENGAWAN SOLO
Perahu Nara Blog yang menghindari
ranting sampah di tepi sungai
Keruhnya air
Sampah di belakang rumah masyarakat
Sampah tersangkut di pepohonan
Sampah tersangkut di kaki jembatan Rel Jurug
Tepi sungai yang bersampah
PEMANDANGAN MENYUSURI BENGAWAN SOLO
Spesifikasi :
Kamera : NIKON D50
Lensa : Nikon AF-S DX NIKKOR ED 18-55 mm
f/number : 1/3,5-5,6 (5-32 automatic)
ISO : 200-1600 automatic
Kecepatan : manual antara 1/40 - 1/1600
Photo-photo ini dan photo lainnya akan diposting di :
http://photofotoimages.blogspot.com/
Untuk kunjungan ke lokasi-lokasi khusus acara pada tanggal 6 Juni 2010, terbagi atas Susur Bengawan Solo dan Kunjungan Batik Laweyan. Aku mengikuti kunjungan Susur Bengawan Solo berserta 20 orang Nara Blog yang dibantu oleh BASARNAS Semarang Jawa Tengah, dengan alasan khusus yaitu untuk lebih mengetahui keadaan sebenarnya Bengawan Solo yang selama ini hanya dilihat, didengar dan kubaca dari berbagai media massa. Terlebih lagi ulasan dari artikel di majalah National Geographic Indonesia edisi Juni 2009 hal 74 - 83 yang menceritakan keadaan Sungai Bengawan Solo yang sangat memprihatinkan. Artikel majalah tersebut mencerikan tentang aliran Sungai Bengawan Solo Purba dan Modern serta keadaan sekarang Sungai Bengawan Solo sekarang yang kondisi lingkungannya sangat memprihatinkan. Dalam kesempatan lain, telah ditulis ulang artikel tersebut dengan judul Bengawan Solo : Mengaliri Masa Menuju Muara dan juga artikel dengan judul Menyusuri Bengawan Solo Purba dan Modern.
MENYUSURI SUNGAI BENGAWAN SOLO PURBA
Gambaran wilayah Jogjakarta, Surakarta/Solo, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Terlihat secara umum aliran Bengawan Solo Modern (warna merah jambu) dan
Bengawan Solo Purba (warna biru)
Gambar di atas memperlihatkan dengan jelas bekas aliran sungai yaitu
Bengawan Solo Purba yang bermuara di Pantai Sadeng,
Kabupaten Gunung Kidul.
Terlihat secara umum aliran Bengawan Solo Modern (warna merah jambu) dan
Bengawan Solo Purba (warna biru)
Gambar di atas memperlihatkan dengan jelas bekas aliran sungai yaitu
Bengawan Solo Purba yang bermuara di Pantai Sadeng,
Kabupaten Gunung Kidul.
MENYUSURI SUNGAI BENGAWAN SOLO SEKARANG
Suatu pengalaman menarik dan mengasyikkan ketika mengikuti acara Susur Bengawan Solo walau cuma berjarak 4,4 km dari Jembatan Mojo Solo sampai ke Jembatan Jurug Solo. Melihat langsung keadaan Sungai Bengawan Solo yang sebenar-benarnya yang ketika itu airnya berwarna coklat susu dengan sampah berserakan dimana-mana yang merupakan gambaran umum bagi sebagian sungai-sungai lain di Indonesia. Benar adanya bahwa National Geographic Indonesia turut prihatin akan kondisi sungai yang tidak sehat bagi lingkungan manusia maupun hewan yang hidup disekitarnya serta hewan yang hidup di sungai tersebut. Sampah dan pembuangan limbah cair pabrik-pabrik yang dibuang atau dialirkan ke Sungai Bengawan Solo menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan. Masyarakat sekitar masih bertahan dengan kondisi tersebut dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya. Sungai terpanjang di Pulau Jawa ini sekitar 540 km menjadi areal pembuangan raksasa.
Berbagai komunitas telah berusaha memperbaiki keadaan tersebut dan diharapkan ke depannya Sungai Bengawan Solo menjadi lebih hidup dengan berkurangnya sampah dan limbah cair dari pabrik-pabrik. Usaha-usaha sosialisasi perbaikan lingkungan terutama bagi masyarakat sekitarnya sangat diperlukan yang diiringi dengan usaha-usaha penetapan ketentuan yang lebih tegas bagi pembuangan limbah pabrik yang berada di sepanjang Sungai Bengawan Solo sehingga tidak merusak lingkungan. Hal ini dengan tidak melupakan penyediaan sarana pembuangan sampah dari masyarakat dan limbah dari pabrik.
Berikut ini beberapa gambar (dari total 143 gambar) yang disajikan apa adanya tanpa melakukan pengolahan gambar melalui aplikasi pengolah gambar, hanya dilakukan resizing dan penempatan watermark saja. Semua gambar diambil dengan menggunakan kamera NIKON D50.
Lokasi : Bengawan Solo dari Jembatan Mojo - Jembatan Jurug
Posisi Jembatan Mojo Solo : 7.35.21'99 Lintang Selatan 110.50.25'10 Bujur Timur
Posisi Jembatan Jurug Solo : 7.35.21'68 Lintang Selatan 110.51.39'25 Bujur Timur
KEHIDUPAN SOSIAL DI TEPI SUNGAI BENGAWAN SOLO
Gotong royong
Berperahu
Hewan peliharaan (kambing)
Bersantai di tepian sungai
Menangguk rejeki
Tersenyum diantara air keruh
Menyeberang
Mencuci tangan
Memancing dan nongkrong
Berpacaran, ceweknya sembunyi dibawah semak
PENGHASIL DAN PEMBUANGAN LIMBAH DI TEPI SUNGAI BENGAWAN SOLO
PINTU AIR DI SUNGAI BENGAWAN SOLO
SAMPAH DI SUNGAI BENGAWAN SOLO
Perahu Nara Blog yang menghindari
ranting sampah di tepi sungai
Keruhnya air
Sampah di belakang rumah masyarakat
Sampah tersangkut di pepohonan
Sampah tersangkut di kaki jembatan Rel Jurug
Tepi sungai yang bersampah
PEMANDANGAN MENYUSURI BENGAWAN SOLO
Spesifikasi :
Kamera : NIKON D50
Lensa : Nikon AF-S DX NIKKOR ED 18-55 mm
f/number : 1/3,5-5,6 (5-32 automatic)
ISO : 200-1600 automatic
Kecepatan : manual antara 1/40 - 1/1600
Photo-photo ini dan photo lainnya akan diposting di :
http://photofotoimages.blogspot.com/
Tulisan ini diikutsertakan dalam "Lomba Blog #XLSOLO" dengan tema
Tema 1: Solo
Tulisan dan/atau foto mengenai Solo
Tema 1: Solo
Tulisan dan/atau foto mengenai Solo