Melihat orang berselancar di pantai adalah suatu hal yang sudah biasa. Tetapi melihat orang berselancar di arus sungai adalah suatu hal yang luar biasa. Kegiatan ini adalah kegiatan berselencar dengan papan selancar, bukan arung jeram atau dayung sampan. Kegiatan berselancar di sungai hanya ada di 4 (empat) tempat di dunia ini. Tempat yang memiliki arus gelombang yang membentuk ombak sungai yang TERBESAR dan TERPANJANG terdapat di Indonesia dan di dunia. Lokasi tepatnya adalah di Muara Kuala Sungai Kampar - Kecamatan Kuala Kampar - Kabupaten Pelalawan - Propinsi Riau - Indonesia. Gelombang ombak sungai ini disebut Gelombang BONO atau Ombak Bono. Bono yang lebih kecil berlokasi di Muara Sungai Rokan - Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau - Indonesia.
Biasanya ombak atau gelombang hanya terjadi di tepi pantai atau laut akibat perubahan arus air. Gelombang atau ombak akibat tiupan angin dapat juga terjadi di danau yang luas. Tetapi gelombang atau ombak yang terjadi di sungai hanya ada di 4 sungai, salah satunya Sungai Kampar Riau - Indonesia ini.
BONO adalah gelombang atau ombak yang terjadi di Muara Sungai Kampar Riau Indonesia yang merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang.
Bono ini sebenarnya terdapat di dua lokasi yaitu di Muara (Kuala) Sungai Kampar dan di Muara (Kuala) Sungai Rokan. Masyarakat setempat menyebut Bono di Kuala Kampar sebagai BONO JANTAN karena lebih besar, sedangkan Bono di Kuala Rokan sebagai BONO BETINA karena lebih kecil.
Dahulu, karena masih ada sifat mistis di lokasi tersebut, maka untuk mengendarai Bono harus dengan upacara "semah" yang dilakukan pagi atau siang hari. Upacara dipimpin oleh BOMO atau Datuk atau tetua kampung dengan maksud agar pengendara Bono selalu mendapat keselamatan dan dijauhkan dari segala marabahaya. Selain itu ada cerita mistis (mungkin) yang berhubungan dengan gelombang Bono ini yaitu cerita tentang BANJIR DARAH DI MEMPUSUN atau MEMPUSUN BERSIMBAH DARAH dan terbentuknya Kerajaan Pelalawan 1822 Masehi.
Sekarang, masyarakat sekitar Kuala Kampar menganggap Bono sebagai "sahabat alam". Penduduk yang berani akan "mengendarai" Bono dengan sampan mereka tidak dengan menggunakan papan selancar pada umumnya. Mengendarai sampan di atas ombak Bono menjadi suatu kegiatan ketangkasan. Tetapi kegiatan ini memiliki resiko tinggi karena ketika salah mengendarai sampan, maka sampan akan dapat dihempas oleh ombak Bono, tak jarang yang sampannya hancur berkeping-keping.
Menurut cerita masyarakat, dahulunya gulungan ombak ini berjumlah 7 (tujuh) ombak besar dari 7 hantu. Ketika pada masa penjajahan Belanda, kapal-kapal transportasi Belanda sangat mengalami kesulitan untuk memasuki Kuala Kampar akibat ombak ini. Salah seorang komandan pasukan Belanda memerintahkan untuk menembak dengan meriam ombak besar tersebut. Entah karena kebetulan atau karena hal lain, salah satu ombak besar yang kena tembak meriam Belanda tidak pernah muncul lagi sampai sekarang. Maka sekarang ini hanya terdapat 6 (enam) gulungan besar gelombang ombak Bono.
Tujuh Hantu adalah 7 ombak Bono dengan formasi 1 di depan dan diikuti dengan 6 gelombang di belakangnya. Karena 1 ombak terbesar telah dihancurkan Belanda sehingga ombak Bono besar hanya tersisa 6 ombak dengan formasi hampir sejajar memasuki Kuala Kampar. Mengenai kapal Belanda dan orang-orangnya tidak pernah diketemukan sampai sekarang.
Lewat transportasi air dapat dilalui melalui Pelabuhan Pangkalan Kerinci yang berada di bawah Jembatan Pangkalan Kerinci. Dari pelabuhan tersebut, dapat dilanjutkan perjalanan dengan menaiki speedboat menuju Pelabuhan Pulau Muda dengan waktu tempuh 4,5 jam. Dapat juga menaiki kapal yang menuju Tanjung Batu yang berangkat jam 11 setiap hari dan turun di Pelabuhan Desa Teluk Meranti.
Penginapan biasanya masih di rumah masyarakat karena untuk melihat ombak Bono harus menyewa speed boat kecil menuju Kuala Kampar. Ombak Bono tidak begitu terlihat bagus di Desa Teluk Meranti. Penduduk setempat dapat menunjukkan lokasi ombak Bono terbaik, terbesar dan terpanjang.
Bruno Santos, Dean Brady, Oney Anwar, Tyler Larronde & Tom Curren.
Filmed by:
Jon Frank, JP Mothes, Lachlan McKinnon & Stepane Queme
Directed by:
JP Mothes. Edited by: JP Mothes & Stephane Queme
Spotology:
Antony "Yep" Colas
Jetski Drivers:
Michel Larronde & Vincent Lartizien
Logistic Assistance:
River Defender Association - Kampar - Indonesia
Silahkan baca juga artikel selanjutnya :
TINJAUAN ILMIAH TERJADINYA OMBAK BONO
Tulisan ombak Bono ini sebagian bersumber dari wawancara dengan :
Tengku Masril
Masyarakat Kabupaten Pelalawan
Bahan bacaan dan sumber gambar ombak Bono :
http://www.riaudailyphoto.com/2011/04/bono-sungai-kampar.html
http://lagulamaku.blogspot.com/2009/05/bono-pelalalawan.html
http://wikimapia.org/19879832/BONO-ON-THE-KAMPAR-RIVER-THE-LONGEST-SURFING-WAVE
http://www.gamexeon.com/forum/riau/46376-bono-gulungan-ombak-besar.html
http://www.detikriau.net/index.php?option=com_content&view=article&id=2826:ombak-bono-diminati-peselancar-dunia&catid=2:pelalawan&Itemid=7
http://www.riaupos.co.id/foto/?act=full&id=68&kat=6
http://www.wisatamelayu.com/id/object.php?a=OEZIL3c%3D=&nav=cat
http://kamparriverdefender.blogspot.com/2010/09/peselancar-dunia-arungi-bono-di_22.html
Biasanya ombak atau gelombang hanya terjadi di tepi pantai atau laut akibat perubahan arus air. Gelombang atau ombak akibat tiupan angin dapat juga terjadi di danau yang luas. Tetapi gelombang atau ombak yang terjadi di sungai hanya ada di 4 sungai, salah satunya Sungai Kampar Riau - Indonesia ini.
BONO adalah gelombang atau ombak yang terjadi di Muara Sungai Kampar Riau Indonesia yang merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang.
BONO MENURUT PENDUDUK
Muara Sungai Bono yang disebut penduduk sebagai KUALA KAMPAR memiliki ombak Bono yang dapat mencapai ketinggian 6-10 meter terkandung keadaan pada saat kejadian. Menurut cerita Melayu lama berjudul Sentadu Gunung Laut), setiap pendekar Melayu pesisir harus dapat menaklukkan ombak Bono untuk meningkatkan keahlian bertarung mereka. Hal ini dapat masuk akal karena "mengendarai" Bono intinya adalah menjaga keseimbangan badan, diluar masalah mistis.Bono ini sebenarnya terdapat di dua lokasi yaitu di Muara (Kuala) Sungai Kampar dan di Muara (Kuala) Sungai Rokan. Masyarakat setempat menyebut Bono di Kuala Kampar sebagai BONO JANTAN karena lebih besar, sedangkan Bono di Kuala Rokan sebagai BONO BETINA karena lebih kecil.
Dahulu, karena masih ada sifat mistis di lokasi tersebut, maka untuk mengendarai Bono harus dengan upacara "semah" yang dilakukan pagi atau siang hari. Upacara dipimpin oleh BOMO atau Datuk atau tetua kampung dengan maksud agar pengendara Bono selalu mendapat keselamatan dan dijauhkan dari segala marabahaya. Selain itu ada cerita mistis (mungkin) yang berhubungan dengan gelombang Bono ini yaitu cerita tentang BANJIR DARAH DI MEMPUSUN atau MEMPUSUN BERSIMBAH DARAH dan terbentuknya Kerajaan Pelalawan 1822 Masehi.
Sekarang, masyarakat sekitar Kuala Kampar menganggap Bono sebagai "sahabat alam". Penduduk yang berani akan "mengendarai" Bono dengan sampan mereka tidak dengan menggunakan papan selancar pada umumnya. Mengendarai sampan di atas ombak Bono menjadi suatu kegiatan ketangkasan. Tetapi kegiatan ini memiliki resiko tinggi karena ketika salah mengendarai sampan, maka sampan akan dapat dihempas oleh ombak Bono, tak jarang yang sampannya hancur berkeping-keping.
GELOMBANG BONO OMBAK TUJUH HANTU
Menurut cerita masyarakat Melayu lama, ombak Bono terjadi karena perwujudan 7 (tujuh) hantu yang sering menghancurkan sampan maupun kapal yang melintasi Kuala Kampar. Ombak besar ini sangat menakutkan bagi masyarakat sehingga untuk melewatinya harus diadakan upacara semah seperti yang telah disebutkan di atas. Ombak ini sangat mematikan ketika sampan atau kapal berhadapan dengannya. Tak jarang sampan hancur berkeping-keping di hantam ombak tersebut atau hancur karena menghantam tebing sungai. Tak sedikit kapal yang diputar balik dan tenggelam akibanya.Menurut cerita masyarakat, dahulunya gulungan ombak ini berjumlah 7 (tujuh) ombak besar dari 7 hantu. Ketika pada masa penjajahan Belanda, kapal-kapal transportasi Belanda sangat mengalami kesulitan untuk memasuki Kuala Kampar akibat ombak ini. Salah seorang komandan pasukan Belanda memerintahkan untuk menembak dengan meriam ombak besar tersebut. Entah karena kebetulan atau karena hal lain, salah satu ombak besar yang kena tembak meriam Belanda tidak pernah muncul lagi sampai sekarang. Maka sekarang ini hanya terdapat 6 (enam) gulungan besar gelombang ombak Bono.
Tujuh Hantu adalah 7 ombak Bono dengan formasi 1 di depan dan diikuti dengan 6 gelombang di belakangnya. Karena 1 ombak terbesar telah dihancurkan Belanda sehingga ombak Bono besar hanya tersisa 6 ombak dengan formasi hampir sejajar memasuki Kuala Kampar. Mengenai kapal Belanda dan orang-orangnya tidak pernah diketemukan sampai sekarang.
CARA MENUJU LOKASI OMBAK BONO
Desa Teluk Meranti, Kuala Kampar. Cara menuju lokasi ombak Bono umumnya dilakukan dari Kota Pekanbaru menuju Pangkalan Kerinci (ibukota Kabupaten Pelalawan) dan menuju Desa Teluk Meranti. Perjalanan dilakukan dengan menggunakan transportasi darat (mobil, bus, motor). Lama perjalanan memakan waktu antara 5 s/d 6 jam tergantung kondisi jalan dan kepadatan arus lalu lintas. Perjalanan antara Pekanbaru ke Pangkalan Kerinci adalah melalui Jalan Lintas Timur Sumatera sekitar 1-2 jam. Dari Pangkalan Kerinci menuju Simpang Bunut sekitar 30 menit dan akan memasuki Jalan Lintas Bono menuju Desa Teluk Meranti yang memakan waktu sekitar 4-5 jam.Lewat transportasi air dapat dilalui melalui Pelabuhan Pangkalan Kerinci yang berada di bawah Jembatan Pangkalan Kerinci. Dari pelabuhan tersebut, dapat dilanjutkan perjalanan dengan menaiki speedboat menuju Pelabuhan Pulau Muda dengan waktu tempuh 4,5 jam. Dapat juga menaiki kapal yang menuju Tanjung Batu yang berangkat jam 11 setiap hari dan turun di Pelabuhan Desa Teluk Meranti.
Penginapan biasanya masih di rumah masyarakat karena untuk melihat ombak Bono harus menyewa speed boat kecil menuju Kuala Kampar. Ombak Bono tidak begitu terlihat bagus di Desa Teluk Meranti. Penduduk setempat dapat menunjukkan lokasi ombak Bono terbaik, terbesar dan terpanjang.
Video Ombak Bono by Ripcurl
Surfers:Bruno Santos, Dean Brady, Oney Anwar, Tyler Larronde & Tom Curren.
Filmed by:
Jon Frank, JP Mothes, Lachlan McKinnon & Stepane Queme
Directed by:
JP Mothes. Edited by: JP Mothes & Stephane Queme
Spotology:
Antony "Yep" Colas
Jetski Drivers:
Michel Larronde & Vincent Lartizien
Logistic Assistance:
River Defender Association - Kampar - Indonesia
The rumors, the myth, the legend... the danger. When the Rip Curl Search crew showed up to surf what could be the greatest river bore waves on the planet, they expected nothing and everything. And it all came true... Here is the behind-the-scenes crew reliving their most harrowing moments on the river.
Silahkan baca juga artikel selanjutnya :
TINJAUAN ILMIAH TERJADINYA OMBAK BONO
Tulisan ombak Bono ini sebagian bersumber dari wawancara dengan :
Tengku Masril
Masyarakat Kabupaten Pelalawan
Bahan bacaan dan sumber gambar ombak Bono :
http://www.riaudailyphoto.com/2011/04/bono-sungai-kampar.html
http://lagulamaku.blogspot.com/2009/05/bono-pelalalawan.html
http://wikimapia.org/19879832/BONO-ON-THE-KAMPAR-RIVER-THE-LONGEST-SURFING-WAVE
http://www.gamexeon.com/forum/riau/46376-bono-gulungan-ombak-besar.html
http://www.detikriau.net/index.php?option=com_content&view=article&id=2826:ombak-bono-diminati-peselancar-dunia&catid=2:pelalawan&Itemid=7
http://www.riaupos.co.id/foto/?act=full&id=68&kat=6
http://www.wisatamelayu.com/id/object.php?a=OEZIL3c%3D=&nav=cat
http://kamparriverdefender.blogspot.com/2010/09/peselancar-dunia-arungi-bono-di_22.html