Attayaya.net - Kilas Balik Sejarah Kota Tua Pada Masa Kerajaan
Sejarah kota tua bermula ketika seorang pemuda bernama Fatahillah dikirim untuk melakukan penyerangan di pelabuhan Sunda Kelapa pada tahun 1526. Pada masa itu, Fatahillah berhasil menguasai sebuah kerajaan Hindu di Sunda Kelapa. Kemudian mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, pada tanggal 22 Juni 1527.
Sayangnya, kekuasaan Fatahillah tidak berlangsung lama. Karena selanjutnya pada abad ke 16 orang-orang Belanda datang dan menguasai Jayakarta. Dan mengubah nama Jayakarta menjadi “Batavia”.
Makna Dibalik Julukan Kota Tua Jakarta
Sejarah kota tua bermula ketika seorang pemuda bernama Fatahillah dikirim untuk melakukan penyerangan di pelabuhan Sunda Kelapa pada tahun 1526. Pada masa itu, Fatahillah berhasil menguasai sebuah kerajaan Hindu di Sunda Kelapa. Kemudian mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, pada tanggal 22 Juni 1527.
Sayangnya, kekuasaan Fatahillah tidak berlangsung lama. Karena selanjutnya pada abad ke 16 orang-orang Belanda datang dan menguasai Jayakarta. Dan mengubah nama Jayakarta menjadi “Batavia”.
Makna Dibalik Julukan Kota Tua Jakarta
Kota Batavia inilah yang sekarang disebut sebagai Kota Tua, Jakarta Tua, atau dikenal juga dengan sebutan Batavia tua. Penyematan nama Kota Tua sendiri dimaksutkan untuk memberikan sebuah pengingatan. Bahwa pada abad ke 16 daerah Kota Tua tersebut pernah disinggahi oleh Belanda dengan penyebutan Batavia.
Selain dikenal dengan nama Kota Tua. Daerah yang kini menjadi ibukota Indonesia ini, juga tak jarang disebut sebagai ‘Permata Asia’ dan ‘Ratu dari Timur’. Dan saat ini resmi disebut sebagai kota Jakarta.
Sejarah Kota Tua di Masa Lalu
Di masa lalu, Kota Tua bermula dari sebuah dermaga kecil yang terletak di muara Kali Ciliwung pada abad ke-16. Meskipun begitu, sebenarnya sejak abad ke-4 sejarah Kota tua telah dimulai. Karena pada masa itu, warga sudah banyak yang menempati area tersebut.
Adapun peninggalan sejarah yang membuktikan kebenaran tersebut yaitu ditemukannya sebuah prasasti tua di Jakarta. Dalam sebuah prasasti tugu yang ditemukan di daerah tugu Jakarta Utara tersebut, menjelaskan bahwa daerah yang kini menjadi bagian dari Jakarta dulunya adalah tempat pemukiman warga.
Tidak hanya itu, prasasti tersebut juga menjelaskan bahwa pada masa itu, area pantainya dijadikan sebagai dermaga dan pemukiman bagi umat Hindu. Yang pada abad itu merupakan bagian dari kerajaan India Tarumanegara. Barulah ketika kerajaan Tarumanegara mulai tumbang, daerah Jakarta tersebut jatuh ke tangan kerajaan Sunda.
Pada zaman itu, wilayah dermaga merupakan area yang terkenal strategis dan makmur. Apalagi pada waktu itu, wilayah sunda begitu terkenal dengan ladanya yang memiliki kualitas yang sangat bagus. Namun meskipun begitu, orang-orang di area tersebut memiliki pekerjaan di bidang agrikultur.
Tidak hanya itu, prasasti tersebut juga menjelaskan bahwa pada masa itu, area pantainya dijadikan sebagai dermaga dan pemukiman bagi umat Hindu. Yang pada abad itu merupakan bagian dari kerajaan India Tarumanegara. Barulah ketika kerajaan Tarumanegara mulai tumbang, daerah Jakarta tersebut jatuh ke tangan kerajaan Sunda.
Pada zaman itu, wilayah dermaga merupakan area yang terkenal strategis dan makmur. Apalagi pada waktu itu, wilayah sunda begitu terkenal dengan ladanya yang memiliki kualitas yang sangat bagus. Namun meskipun begitu, orang-orang di area tersebut memiliki pekerjaan di bidang agrikultur.
Sehingga tidak heran, jika rumah pada masa itu terbuat dari tumpukan kayu. Seperti yang tertulis dalam Hindu Bujangga Manik, salah satu pelabuhan yang berada di mulut sungai diberi nama Sunda kalapa atau sunda kelapa. Hindu bujangga manik sendiri merupakan sebuah manuskrip milik seorang birawa yang terbuat dari lontar.
Melanjutkan cerita sejarah kota tua di masa lalu. Setelah dikuasai oleh belanda dan berubah nama menjadi batavia. Wilayah kota tua mulai menyebar menuju bagian barat dari Ciliwung.
Melanjutkan cerita sejarah kota tua di masa lalu. Setelah dikuasai oleh belanda dan berubah nama menjadi batavia. Wilayah kota tua mulai menyebar menuju bagian barat dari Ciliwung.
Awal Mula Berdirinya Bangunan Kota Tua
Belanda mulai membangun batavia menjadi kota yang nyaris mirip dengan negara aslinya. Dengan gaya Belanda-Eropa, kota tua dibangun lengkap dengan benteng yang kemudian dikenal dengan nama “Kasteel Batavia”. Tidak hanya itu, belanda juga melengkapi batavia dengan membangun dinding kota dan juga kanal-kanal.
Hingga pada tahun 1650, kota batavia selesai dibangun dan menjadi ibukota dari VOC yang terletak di daerah East Indies. Sayangnya, semakin hari kanal-kanal yang telah dibangun Belanda menimbulkan penyakit tropis di bagian dalam dinding kota.
Karena hal itulah, akhirnya pada tahun 1870, wilayah kota Batavia kembali melebar dan berpindah menuju Weltevreden. Yang kini telah berubah menjadi lapangan merdeka.
Hingga pada tahun 1650, kota batavia selesai dibangun dan menjadi ibukota dari VOC yang terletak di daerah East Indies. Sayangnya, semakin hari kanal-kanal yang telah dibangun Belanda menimbulkan penyakit tropis di bagian dalam dinding kota.
Karena hal itulah, akhirnya pada tahun 1870, wilayah kota Batavia kembali melebar dan berpindah menuju Weltevreden. Yang kini telah berubah menjadi lapangan merdeka.
Puncak Sejarah Kota Tua
Setelah melewati proses yang panjang. Kota tua perlahan mulai berkembang tepatnya setelah pendudukan Jepang di wilayah tersebut selesai pada tahun 1972. Pada masa itu, gubernur Jakarta Ali Sadikin segera mengeluarkan perintah resmi untuk menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan sejarah Indonesia.
Perintah dari gubernur Jakarta pada masa itu tentu bukan tanpa alasan. Ali Sadikin mengharapkan, dengan dijadikannya Kota Tua sebagai situs warisan sejarah Indonesia. Setidaknya, bisa menjadi sebuah pengingat dan bentuk penghormatan untuk menjaga serta melindungi peninggalan sejarah yang masih tersisa.
Oleh karena itulah, hingga saat ini pemeliharaan peninggalan sejarah kota tua tersebut masih terus dilakukan. bahkan belakangan ini, beberapa badan sosial mulai ikut aktif. Dan berencana merevitalisasi daerah-daerah kota tua, sehingga kota tua bisa menjadi daerah yang sejarah yang baik.
Demikianlah perjalanan sejarah Kota Tua berdiri. Semoga melalui sedikit pembahasan di atas, anda bisa mengetahui dan sadar bahwa daerah yang kini menjadi ibukota di Indonesia tersebut memiliki cerita sejarah yang amat menarik. Kota tua sebagai warisan sejarah Indonesia setidaknya bisa mengingatkan pada generasi penerus bahwa bangsa ini telah melalui proses panjang sebelum menjelma seperti sekarang.
Setelah melewati proses yang panjang. Kota tua perlahan mulai berkembang tepatnya setelah pendudukan Jepang di wilayah tersebut selesai pada tahun 1972. Pada masa itu, gubernur Jakarta Ali Sadikin segera mengeluarkan perintah resmi untuk menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan sejarah Indonesia.
Perintah dari gubernur Jakarta pada masa itu tentu bukan tanpa alasan. Ali Sadikin mengharapkan, dengan dijadikannya Kota Tua sebagai situs warisan sejarah Indonesia. Setidaknya, bisa menjadi sebuah pengingat dan bentuk penghormatan untuk menjaga serta melindungi peninggalan sejarah yang masih tersisa.
Oleh karena itulah, hingga saat ini pemeliharaan peninggalan sejarah kota tua tersebut masih terus dilakukan. bahkan belakangan ini, beberapa badan sosial mulai ikut aktif. Dan berencana merevitalisasi daerah-daerah kota tua, sehingga kota tua bisa menjadi daerah yang sejarah yang baik.
Demikianlah perjalanan sejarah Kota Tua berdiri. Semoga melalui sedikit pembahasan di atas, anda bisa mengetahui dan sadar bahwa daerah yang kini menjadi ibukota di Indonesia tersebut memiliki cerita sejarah yang amat menarik. Kota tua sebagai warisan sejarah Indonesia setidaknya bisa mengingatkan pada generasi penerus bahwa bangsa ini telah melalui proses panjang sebelum menjelma seperti sekarang.